Ditembak Perampok, Cepi Tetap Melawan

Ditembak Perampok, Cepi Tetap Melawan

Sopir taksi online, Cepi Hanapi, 47, ditembak perampok (menyaru penumpang) sepuluh kali. Tidak mati. Malah mengajak duel perampok berjumlah lima orang itu. Ee… Semua perampoknya kabur.

***

AMEG - CEPI bukan kebal, bukan sakti. Sebab, perampok menembak dengan airsoft gun. Peluru gotri. Pada jarak tidak sampai semeter. Badan dan kepala Cepi bercak-bercak memar.

Peristiwa terjadi di Sompu, Kota Serang, Lebak, Banten, Rabu (19/5) pukul 03.00. Cepi lapor polisi dan lima perampok ditangkap.

Diceritakan Cepi di kantor polisi, ketika itu dirinya mendapatkan order penumpang dari wilayah Sempu, Kota Serang, dengan tujuan Cileles, Kabupaten Lebak. Lima penumpang pria, naik mobil.

"Pas di Kampung Citangkil, di tengah kebun sawit, saya dibegal. Lokasinya jauh dari perkampungan," cerita Cepi.

Sesaat menjelang dirampok, Cepi mengurangi kecepatan mobil. Karena jalan berlubang. ”Tau-tau kepala saya ditembak penumpang belakang,” ujarnya.

Tembakan tidak sekali. Sepuluh kali. Kena kepala, leher, punggung, lengan. ”Dar-der-dor. Saya diberondong,” katanya.

Seusai rentetan tembakan yang tidak mempan, para perampok memukuli badan dan kepala Cepi, yang sibuk menepikan mobil.

Lantas, Cepi keluar mobil. Berteriak, menantang duel. Para perampok juga keluar dari mobil. Tapi, bukan untuk berduel. Melainkan kabur, semuanya masuk kebun yang gelap.

Cepi kembali masuk mobil. Menuju Polres Lebak, melapor. Ia diantar polisi ke RSUD Adji Darmo, Lebak. Sebagian polisi mengejar pelaku dan tertangkap semuanya.

Kapolres Lebak AKBP Ade Mulyana mengatakan, dari hasil pemeriksaan, para pelaku mengaku baru pertama merampok. Mereka kabur karena kaget korban melawan.

"Mungkin karena korban lebih berani daripada mereka. Sehingga mereka panik," kata Ade saat konferensi pers di Mapolres Lebak Kamis (20/5).

Melawan perampok tidak dianjurkan polisi. ”Itu tindakan berbahaya. Kebetulan saja, pelakunya takut,” ujar Ade.

Kasus korban melawan perampok sering terjadi. Sangat berbahaya. Sebab, umumnya penjahat sudah mengukur kekuatan korban. Termasuk menentukan lokasi kejahatan, di daerah sepi. Kasus Cepi hanya kebetulan penjahatnya takut.

Sumber: