KPU Kabupaten Malang Upayakan Tekan Golput Dengan Gencar Sosialisasi

KPU Kabupaten Malang Upayakan Tekan Golput Dengan Gencar Sosialisasi

PEMILIH PEMULA: Siswa-siswi SMA Islam Kepanjen mengikuti sosialisasi yang digelar KPU Kabupaten Malang kemarin.--

KABUPATEN MALANG, AMEG.ID - KPU Kabupaten Malang targetkan angka partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 bisa tembus 70 persen. 

Meningkat dibanding partisipasi pada Pilkada 2020 lalu. Upaya menekan golput (tidak memilih) dengan gencar sosialisasi.

Sasarannya para pelajar yang berpotensi menjadi pemilih pemula.

Tekan Angka Golput, KPU Kabupaten ...

“Kami harap partisipasi masyarakat dalam mencoblos lebih tinggi dibanding Pilkada 2020 lalu. Semoga bisa 70 persen,” ucap Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Kabupaten Malang Marhaendra Pramudya Mahardika kemarin.

Untuk diketahui, daftar pemilih tetap (DPT) pilkada 2020 lalu berkisar 2.008.544 jiwa.

Namun yang menggunakan hak pilihnya hanya 1.214.787 jiwa.

 

Dengan demikian, ada 793.757 orang memilih golput.

Mengutip AMEG untuk saat ini KPU Kabupaten Malang gencarkan sosialisasi khususnya untuk para pelajar.

Dengan demikian, ada 793.757 orang memilih golput.

”Artinya, partisipasi masyarakat (parmas) pada Pilkada 2020 berkisar 60,48 persen,” kata dia.

Untuk saat ini, Dika menjelaskan, Daftar Pemilih Sementara (DPS) di Kabupaten Malang berjumlah 2.065.986 jiwa.

Jika mengacu jumlah tersebut, diharapkan minimal 1.446.190 orang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menggunakan hak pilihnya.

Jika targetnya terwujud, KPU berhasil menekan angka golput hingga 30 persen.

 

Kata Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU Kabupaten Malang - Marhaendra Pramudya Mahardika partisipasi masyarakat pada pilkada 2020 lalu berkisar 60,48 persen.

Jika targetnya terwujud, KPU berhasil menekan angka golput hingga 30 persen.

Menurut Dika, salah satu penyebab rendahnya partisipasi masyarakat pada Pilkada 2020 adalah pandemi Covid-19.

 

Pada waktu itu, proses sosialisasi kepada masyarakat untuk memilih pun terbatas.

Sumber: