Dari Belgia ke Mana

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Jangan pernah lagi berpikir begitu. Itu sudah masa lalu. Yang tiada akan kembali lagi. Kecuali lewat revolusi.
Kini tidak ada lagi peternak yang punya 1.000 sapi per orang di sana. Tidak pula 500 ekor. Pun 200. Bahkan 100.
Peternak di Sumba sudah ngeri untuk beternak. Kapok. Mereka merasa tidak berdaya: menghadapi pencuri. Yang pencuri ternak itu terorganisasi secara masif dan terstruktur. Sejak masa yang lama dulu.
Bukit-bukit yang dulu berselimut sapi kini tinggal sepi. Remaja yang dulu asyik berkuda kini berhonda.
Rupanya pencuri sapi di sana lebih perkasa dari negara –di era siapa pun. Sampai pencuri itu kelak mati sendiri –tidak ada lagi yang dicuri.
Atau ya sudah. Kita impor terus saja daging –dari Belgia atau dari India atau dari mana saja. Sampai ilmuwan IPB mampu membuat peternakan sapi di laboratorium. (*)
Sumber: