Layanan Kesehatan Lumpuh Dokter Di Bangladesh Mulai Aksi Mogok Nasional
Aksi Mogok Nasional--
Bangladesh, AMEG.ID - Dokter di seluruh Bangladesh mulai aksi mogok nasional tanpa batas hal ini dipicu karena adanya insiden perusakan Departemen Gawat Darurat DMHC atas dugaan dokter yang melakukan kelalaian.
Para dokter yang mogok bersumpah untuk melanjutkan penutupan layanan sampai tuntutan mereka terpenuhi. Aksi mogok ini telah membuat banyak pasien tidak mendapatkan perawatan. Nayan Mia, yang membawa saudaranya yang terluka ke DMCH pada Minggu pagi, disuruh mencari perawatan di tempat lain.
Aksi mogok ini dipicu oleh insiden yang terjadi pada Sabtu (31/8) malam di Rumah Sakit Dhaka Medical College (DMCH), fasilitas kesehatan terbesar di Bangladesh.
Insiden itu berupa aksi perusakan Departemen Gawat Darurat DMHC oleh kerabat dan teman-teman seorang mahasiswa yang terluka selama demonstrasi baru-baru ini, yang menyebabkan penggulingan rezim Hasina.
Departemen Bedah saraf DMCH mengumumkan aksi ini menyebut beberapa tuntutan utama yaitu penangkapan bertangggung jawab atas serangan terhadap dokter pembentukan lingkungan kerja yang aman pembatasan akses tidak sah ke area rumah sakit dan penyelesaian dugaan kelalaian oleh dokter melalui jalur yang tepat.
Mahasiswa yang terluka tersebut akhirnya meninggal dunia, dan beberapa rekannya menuduh dokter yang merawatnya telah melakukan kelalaian.
Sebagai tanggapan atas serangan tersebut dan menuntut keadilan serta peningkatan langkah-langkah keamanan, para dokter di DMCH menghentikan layanan medis darurat pada Minggu pagi. Upaya otoritas rumah sakit untuk bernegosiasi dengan para dokter tidak berhasil sehingga eskalasi protes menjadi aksi mogok nasional.
Sementara itu para dokter menyebut bahwa setiap kematian yang terjadi akibat kurangnya perawatan selama penutupan yang dianggap sebagai kegagalan pihak otoritas kesehatan Bangladesh.
Pada Minggu sore, Dr. Abdul Ahad dari Departemen Bedah Saraf DMCH mengumumkan aksi mogok ini, dengan menyebutkan empat tuntutan utama: penangkapan mereka yang bertanggung jawab atas serangan terhadap dokter, pembentukan lingkungan kerja yang lebih aman, pembatasan akses tidak sah ke area rumah sakit, dan penyelesaian dugaan kelalaian oleh dokter melalui jalur yang tepat, bukan melalui kekerasan.
Sumber: