Dua Pasien Varian Baru Akhirnya Sembuh
AMEG - Kewaspadaan masih harus tetap dijaga meski varian baru virus penyebab Covid-19 di Jatim sudah berhasil diatasi. Varian dari London dan Afrika Selatan (Afsel) itu masih mengintai di jalur kedatangan internasional. Baik melalui pekerja migran Indonesia atau warga negara asing.
Dua pasien yang positif kena Covid-19 varian baru menjalani perawatan sejak 7 Mei. Mereka adalah pekerja migran asal Sampang dan Jember. Kemarin, mereka dinyatakan sembuh. Kondisi klinisnya membaik.
’’Kami berkoordinasi dengan Pemprov Jatim untuk langkah selanjutnya,’’ kata Penanggung Jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Laksma dr I D. G. Nalendra. Menurutnya, pasien yang terkena varian B1351 atau Afsel itu sudah keluar dari rumah sakit sejak Kamis (20/5). ’’Dia masuk ke sini dengan gejala ringan tanpa komorbid,’’ kata Nalendra. Setelah itu, pasien perempuan dari Sampang tersebut dinyatakan negatif setelah melewati dua kali tes usap PCR.
Demikian pula yang dialami pasien lelaki asal Jember. Pekerja migran itu sembuh setelah menjalani 18 hari perawatan. Proses karantinanya lebih panjang karena ada penyakit penyerta. ’’Ia keluar rumah sakit pada Senin (24/5),’’ ucap Nalendra.
Pasien-pasien di mendapatkan perawatan khusus. Zona perawatan dan ruang isolasi terpisah. Selain itu, mereka bisa menikmati sarana hiburan. Mulai kafe, karaoke, hingga olahraga rutin. Itu agar mereka tidak stres dan jenuh. ’’Agar mereka nyaman,’’ ucapnya.
Layanan hiburan untuk meningkatkan kondisi kejiwaan itu diberikan untuk seluruh pasien yang menjalani perawatan di RSLI. Hal itu dirasa mujarab untuk mempercepat peningkatan daya tahan tubuh.
Menurut Nalendra, pemulangan para pekerja migran itu diserahkan ke Pemprov Jatim. Ia juga minta agar para mantan pasien itu tetap menambah waktu isolasi selama tujuh hari. Monitoring dari dinkes dan faskes setempat juga tetap ketat. ’’Mereka mendampingi pasien itu agar benar-benar sembuh dan tidak berpotensi menularkan,’’ katanya.
Dokter Penanggung Jawab Pasien RSLI dr Fauqa Arinil Aulia menjelaskan, pasien dengan komorbid ditangani lebih intensif. Penyakit penyerta pasien diobati agar tidak menimbulkan gejala yang lebih berat.
“Kami sudah mengirimkan 42 sampel ke Laboratoium ITD Unair dan Balibangkes, Jakarta. Hasilnya masih ditemukan dua varian baru,” imbuhnya.(*)
Sumber: