SD Negri Jatimulyo 3 Masih Temukan Bullying Verbal
satu tahun belakangan pihaknya menerima dua laporan bullying di sekolahnya.--
Malang, AMEG.ID - Kepala SD Negeri Jatimulyo 3 Kota Malang - Sri Widayati mengatakan dalam kurun waktu satu tahun belakangan pihaknya menerima dua laporan bullying di sekolahnya yang diadukan oleh wali murid yang tidak terima atas perlakuan salah seorang siswa kepada anaknya.
perundungan mengemuka. Ada yang datang dari kampus. Ada juga yang datang dari sekolahan.
Di Kota Malang, fenomena itu juga masih terjadi di beberapa sekolah.
Indikasinya terlihat dari adanya laporan dari orang tua siswa ke pihak sekolah.
Kepala SD Negeri Jatimulyo 3 Sri Widayati mengatakan, dalam kurun waktu satu tahun belakangan, pihaknya menerima dua laporan bullying di sekolahnya.
Laporan itu datang dari wali murid yang tidak terima atas perlakuan salah seorang siswa kepada anaknya.
Dua laporan itu mencatut pelajar kelas 2 SD.
”Orang tuanya datang ke sekolah, dan saya berikan pengertian,” cerita Ida.
Kata Sri / dua laporan itu berasal dari pelajar kelas 2 SD / dengan bentuk perundungan secara verbal //
Dia mengakui bila bentuk perundungan secara verbal masih terjadi di sekolahnya.
Untuk menekan kasusnya, mereka membentuk satgas antibullying.
Aplikasinya, masing-masing kelas memiliki dua perwakilan siswa untuk menjadi contoh kepada temannya.
Satgas itu juga bisa memberikan poin khusus kepada siswa yang kedapatan melakukan bullying.
”Sebenarnya tidak bisa dimaklumi juga. Kadang ada yang sampai menangis,” kata Ruri.
Untuk menekan kasus tersebut pihak SDN Jatimulyo 3 membentuk satgas anti bullying yang nantinya masing-masing kelas memiliki pengawasan khusus dan siswa yang kedapatan melakukan bullying juga bakal mendapatkan poin tersendiri.
”Harapannya siswa jadi takut untuk bullying lagi karena setiap kelas ada yang mengawasi,” tutur Ida.
Di tempat lain, Kepala SD Negeri Lowokwaru 5 Ruri Patrarini menyebut, kasus bullying di sekolahnya lebih banyak terjadi secara verbal.
Contoh yang sering terjadi seperti mengolok-olok temannya dengan panggilan yang tidak pantas.
Atau memanggil temannya dengan nama orang tuanya.
Sumber: