Tim Paslon Malang Mulai Keluhkan HOAX

Tim Paslon Malang Mulai Keluhkan HOAX

Sejumlah tim paslon di Kabupaten Malang mengindikasikan adanya black campaign dengan masifnya penyebaran hoax di medsos.--

Malang Raya, AMEG.ID - Salah satu jubir paslon Bupati Malang Sanusi Lathifah menyebut sejumlah tim paslon di Kabupaten Malang mengindikasikan adanya upaya black campaign dengan masifnya penyebaran hoax yang tersebar di media sosial bahkan mencapai 100 lebih informasi palsu. Meski belum ada laporan yang masuk ke Bawaslu, sejumlah tim pasangan calon (paslon) di Malang Raya mengindikasikan adanya upaya black campaign.

 

”Contohnya, beredar informasi kalau pembiayaan yang digunakan untuk kampanye bersumber dari hasil korupsi,” ucap Koesairi, kemarin (17/10). Hingga saat ini, dia menyebut bila timnya masih bergerak mengumpulkan sejumlah bukti.Sementara itu, tim paslon Gunawan Wibisono HS dan dr Umar Usman (GUS) mengaku tidak terlalu memperhatikan black campaign yang beredar di media sosial.

Tim hukum Paslon Gunawan-Umar Datangi ...

 

Sebelum nanti bakal dilaporkan ke BawasluSelain itu juga ada tim paslon Gunawan Umar yang menjelaskan terdapat puluhan unggahan yang mengarah ke kampanye negatif. ”Seperti unggahan yang membawa suku bangsa, Jawa-Madura dan Jawa-Kalimantan. Serta serangan terhadap hal-hal pribadi lainnya,” ujar Ony Risdian, jubir paslon GUS. Sejauh ini, pihaknya hanya membiarkan hal-hal tersebut beredar di media sosial.Sebab, fokus mereka diarahkan pada aktivitas kampanye.

Namun disisi lain Koordinator Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Kabupaten Malang, Muhamad Hazairin menyampaikan hingga saat ini belum ada pengaduan terkait black campaign maupun negative campaign.

Dia menjelaskan, blackcampaign umumnya berupa penyebaran informasi yang salah. Sedangkan negative campaign merupakan penyebaran informasi negatif, namun tetap berdasar fakta.”Misalnya dalam berproses, calon kepala daerah pasti memiliki plus minus masing-masing. Kalau yang diserang bagian minus yang pernah dilakukan dan itu fakta, tidak apa-apa,” ucap Hazairin.

 

 

Sumber: