Kasus PMK di Jawa Timur Tembus 12 Ribu Kasus
Ribuan hewan ternak di Jawa Timur terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK)--
AMEG.ID, Jawa Timur - Berdasarkan data terbaru per 13 Januari 2025, total ternak di Jatim yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah mencapai 12.934 ekor sapi. Angka ini terhitung sejak 1 Desember 2024.
Dari total tersebut sebanyak 8.500 ekor dalam proses pengobatan, 3.473 ekor sudah sembuh atau recovery, dan sisanya mati hingga potong paksa.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan saat ini pasar hewan harus diproteksi terutama yang menjadi alur mobilitas hewan ternak. Dia mengingatkan semua pihak agar bersama-sama menjaga sterilisasi ternak untuk memastikan perekonomian di Jatim tetap stabil meski tengah marak kasus PMK.
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono meninjau langsung pasar hewan yang ada di Kelurahan Jrebeg Kidul, Kota Probolinggo--
"Ini salah satu pasar hewan yang saya monitor langsung untuk melihat bagaimana kondisinya terkait meningkatnya wabah penyakit PMK. Yang tadi kita sepakati dengan para penjual adalah ekonomi harus tetap stabil, maka kita tidak menutup pasar hewan ini," kata Ashy saat mengunjungi pasar hewan di Kelurahan Jrebeg Kidul, Kota Probolinggo, Selasa (14/01/2025).
Ia juga mengimbau para peternak yang memiliki sapi dengan gejala PMK tidak dibawa ke pasar hewan. Hal itu bertujuan untuk menghindari adanya potensi besar menularnya penyakit ke hewan ternak yang lain.
"Kemudian bagi sapi yang sakit jangan dibawa ke pasar. Selesaikan dulu, diobati, kasih vitamin, baru bawa kesini. Jadi ini memang salah satu langkah untuk mengantisipasi menjangkitnya PMK di tempat-tempat seperti ini," ujarnya.
Di sisi lain, untuk ketersediaan vaksin PMK yang akan disalurkan kepada peternak pada Januari 2025 sebanyak 12.500 dosis dari buatan Kementerian Peternakan. Nantinya, di akhir Januari Pemprov Jatim juga akan mengalokasikan sebanyak 320.000 dosis vaksin PMK usai melihat banyaknya permintaan.
"Yang sudah diberikan ke masyarakat 25.000 dosis vaksin. Bulan depan kita juga akan ada tambahan 1,4 juta dosis vaksin dari Kementan. Kekurangannya kita akan membeli lagi dan untuk peternakan yang sudah besar, semua sepakat akan dilakukan pengobatan secara mandiri,"kata Adhy.
Adhy menambahkan sejumlah langkah preventif perlu dilakukan, salah satunya dengan pengendalian lalu lintas hewan antar daerah.
Sumber: