Prabowo Blak-blakan
Cebong dan kampret sudah pergi. Sirna ditelan waktu. Sejak Prabowo Subianto jadi menteri pertahanan pada Rabu (23/10/2019). Kini Prabowo mengungkap, mengapa ia terima jabatan itu, dulu. Semoga ini menginspirasi publik.
***
AMEG - ”Coba, waktu kita sekolah, ada adu lari. Kemudian kalah, apakah kita gebuk-gebukan? Kan tidak. Itu IQ yang sangat rendah," kata Prabowo di podcast Deddy Corbuzier Minggu (13/6).
Sudah setahun setengah lalu, Prabowo-Jokowi akrab lagi. Setelah berkompetisi sengit di kampanye sampai Pilpres 2019. Waktu itu Indonesia seolah terbelah. Kemudian reda. Dilanjut, Prabowo mau saat diangkat Jokowi jadi Menhan.
Kesiapan Prabowo jadi Menhan membuat pendukungnya kecewa. Bertanya-tanya: ”Mengapa mau?” Dan, Prabowo diam. Cooling down. Setahun setengah.
”Saya tidak mengerti, kenapa banyak nanya begitu? Apakah rival dalam kompetisi harus jadi lawan?” kata Prabowo. Inilah kali pertama ia menanggapi itu.
Prabowo lantas membandingkan itu dengan rivalitas Abraham Lincoln (presiden Amerika Serikat ke-16) versus William H. Seward. Akhirnya, Lincoln jadi presiden, mengangkat Seward jadi secretary of state (Mensetneg).
Prabowo: ”Abraham Lincoln begitu menang, beliau memilih satu lawan bernama Seward. Lawan sudah 20 tahun. Dipilih jadi secretary of state di kabinet beliau.”
Seward tanya ke Lincoln: ”Saya tahu, Anda tidak suka saya. Tapi, mengapa Anda pilih saya?”
Lincoln menjawab pendek: ”Kita berdua mengabdi untuk Amerika Serikat.”
Lanjut Prabowo: ”Saya belajar, oh begitu, negara besar ya… Jadi, tidak ego.”
Kisah Lincoln-Seward itu inspiratif. Menggambarkan sistem nilai (pola pikir) masyarakat AS pada 160 tahun silam.
Dikutip dari History State Government, William Henry Seward (1801–1872), sarjana hukum. Lulusan Union College, New York, 1824. Lalu, jadi pengacara. Beralih ke politik. Ia menang pileg, jadi anggota senat negara bagian, 1830. Kemudian, gubernur New York, 1838–1840.
Sejak jadi gubernur, ia rival keras Abraham Lincoln, yang delapan tahun lebih muda. Sampai-sampai (kelak, setelah Seward jadi menteri) pun sering dipanggil ”Pak Gubernur” oleh Lincoln.
Setelah kalah rivalitas, Seward diajak Lincoln masuk kabinet. Seward pun mau. Tentu, pendukung masing-masing protes keras. Lincoln-Seward tenang saja.
Sumber: