Kota Malang Bangun Dua SMPN Baru

Kota Malang Bangun Dua SMPN Baru

AMEG - Dua Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dibangun di Kota Malang, yakni SMPN 29 di Jalan Raya Gadang Gang VIII, Sukun, dan SMPN 30, di Mulyorejo, Sukun, Kota Malang, ditandai peletakan batu pertama oleh Walikota Sutiaji, Senin (21/6/21).

Pembangunan itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemerataan Pendidikan, demi terciptanya proses pembelajaran yang baik.

"Pemenuhan kebutuhan pendidikan terus ditingkatkan. Terlebih Kota Malang, pendidikan murah harus dikuatkan dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat, bukan asal-asalan. Pendidikan atau sekolah ini milik kita semua," kata Sutiaji.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, ditemui di lokasi pembangunan, menambahkan, gedung sekolah itu berstandar nasional. 

Gedungnya dua lantai, 8 ruang kelas, ada juga laboratorium IPA, Biologi, ruang keterampilan, aula, hall, perpustakaan, ruang BK, ruang OSIS , ruang Kepsek, ruang Waka, ruang guru, pos jaga dan lainnya. Pada 2022 nanti akan dilakukan pengembangan.

Pagu pembangunan SMPN 29 sebesar Rp 12.658.162.000, dan setelah dilelang menjadi Rp 9.701.055.000. Untuk SMPN 30 sebesar Rp 13.794.519.000. Namun dalam lelang terjadi nilai kontrak Rp 10.726.388.000.

"Selisih Rp 3 miliar sekian. Untuk waktu penyelesaian, 210 hari, mulai 2 Juni 2021 sampai 29 Desember 2021," paparnya.

Ketua Komisi D DPRD, Ahmad Wanedi, menambahkan, pembangunan ini kerjasama semua pihak. Sekolah baru semakin mewadahi dan memudahkan masyarakat sekitar dalam akses pendidikan. 

Sebelumnya warga Mulyorejo, Gadang, maupun Polehan cenderung tak tertampung di SMP negeri, kini akan terfasilitasi.

"Apalagi dalam pembangunannya, dari Rp 13 miliar turun dan yang Rp 3 miliar bisa digunakan kegiatan lain, penambahan kebutuhan sarana," bebernya.

Disampaikannya juga, lokasi SMPN 30 merupakan lapangan olahraga. Pasca dibangun, nantinya diganti dengan lahan baru yang saat ini masih menjadi persawahan.

"Lapangan sudah kita usulkan penganti, di lapangan Cinde yang hari ini masih sawah," pungkasnya.(*)

Sumber: