Metode Memanggang dan Butter Jadi Kunci Kenikmatan

Metode Memanggang dan Butter Jadi Kunci Kenikmatan

Bingung sarapan apa yang enak, bergizi, tapi mudah disiapkan? Roti bakar kaya, atau kaya toast, bisa jadi salah satu opsi. Roti lapis bakar khas masyarakat Hainan di Singapura ini spesial karena teksturnya tipis renyah. Dan rasanya gurih. Cocok disajikan bersama segelas kopi.

***

AMEG - Bila sedang jalan-jalan ke Singapura atau Malaysia, kita akan mudah menemukan kaya toast. Terutama pada pagi. Sandwich manis ini memang jadi menu sarapan populer yang dijajakan kedai-kedai kopi atau kopitiam di sana.

Menu ringan namun mengenyangkan ini memiliki sejarah panjang, hingga akhirnya terkenal di Singapura. Tercatat ada sebuah kedai yang menjajakannya sejak 1919. Selang 30 tahun, menu itu disajikan oleh kedai yang lebih besar. Menu tersebut bertahan hingga era 1990-an.

Kaya toast kemudian berekspansi ke beberapa negara Asia. Setelah pada awal 2000an, Killiney Kopitiam dan Ya Kun Kaya Toast menjualnya di pusat perbelanjaan. Dua brand tersebut merupakan turunan dari kedai kopitiam pertama di Singapura yang menjual kaya toast. Rasanya yang unik dengan waktu penyajian yang cepat membuat masyarakat menyukainya.

Di Surabaya, sudah banyak kedai atau kafe yang menjajakan roti kaya dalam daftar menu. Terutama yang menawarkan menu-menu peranakan. Salah satunya adalah Kedai Cap Coean. Mereka menjajakan menu khas Singapura. Termasuk roti kaya. Wahyu Dwi Arto, sang owner, tak segan membagi resep cara pembuatannya.

’’Roti Kaya adalah menu sarapan ringan, kalau di Singapura. Mereka kebanyakan tidak sempat makan makanan berat karena keterbatasan waktu. Jadi, roti lapis bakar ini solusinya,’’ jelas Wahyu. ’’Saya melihat sendiri fenomena itu saat sedang berkunjung ke Singapura. Banyak banget yang cari roti kaya pagi-pagi,’’ lanjut pria yang akrab disapa Peje itu.

Kaya toast terdiri dari roti panjang yang dipanggang hingga permukaannya sedikit garing. Bagian tengahnya diolesi selai srikaya dan irisan tipis mentega. Bisa juga menggunakan roti tawar yang dipanggang hingga garing kecokelatan. Lalu diolesi selai srikaya dan seiris butter dingin. Rasa legit selai, gurihnya mentega, dan renyahnya roti menciptakan sensasi luar biasa enak di mulut.

Selain dinikmati langsung, kaya toast bisa dimakan bersama telur. Caranya, rebus telur setengah matang. Dibumbui kecap asin dan lada, lalu dicampur rata. Setelah itu, kaya toast bisa langsung dicelup ke dalamnya. Rasanya jadi makin unik berkat perpaduan manis, gurih, dan creamy telur.

Tantangan dalam membuat kaya toast adalah menemukan tekstur renyah namun tetap lembut di dalam mulut. Peje mengaku, hal itu butuh eksperimen dan beberapa kali uji coba hingga menemukan resep final. Masyarakat Singapura biasanya menggunakan selembar roti putih. Kita bisa menggantinya dengan roti tawar tanpa pinggiran. Panggang dengan api sedang. Perhatikan teksturnya dengan sesekali membalik roti.

Butter yang dipakai pun tidak boleh sembarangan. Peje memesan langsung dari Singapura guna mendapatkan rasa yang otentik. ’’Saya suka butter dari sana. Rasanya gurih. Saat sudah dibakar, ia bisa lumer dengan maksimal. Bikin sensasi makan jadi lebih nendang,’’ papar Peje.

Saat ini, selai srikaya juga mudah ditemukan di supermarket. Tapi, kalau mau membuat sendiri pun bisa. Memang namanya srikaya. Tapi bukan terbuat dari buah srikaya. Ia merupakan paduan gula, santan, dan telur. Karena tekstur yang kental dan rasanya yang legit, selai tersebut kemudian dinamai srikaya atau kaya dalam Bahasa Melayu.

Selai srikaya bisa berwarna kuning, cokelat, atau bahkan hijau. Perbedaan warna ini tergantung dari sejumlah faktor. Misalnya kepekatan warna kuning telur, menggunakan ekstrak pandan atau daun pandan, hingga karamelisasi gula. Di beberapa kawasan di Sumatera, terutama Palembang, srikaya identik dengan warna hijau. Maka, masyarakat biasa menyebutnya sebagai selai srikaya pandan atau pandan kaya. Aroma pandannya lebih kuat.

Olesan roti ini sangat mirip dengan hidangan tradisional Portugis bernama doce de ovos. Yang dibawa oleh orang Portugal saat menjajah Melaka pada abad ke-15. Selai srikaya konon ditemukan oleh keturunan Portugis di Melaka.

Kalau menurut Peje, membuat selai srikaya cukup dengan santan, gula pasir, gula palem, serta daun pandan. Masukkan semuanya ke dalam panci berisi air. Hangatkan dengan api sedang. Kemudian, tuang seperempat campuran tadi ke wadah yang berisi kuning telur. Aduk rata, lalu tuang kembali ke panci. Aduk kembali.

Sumber: