Sitkom Multikultural yang Menyegarkan

Sitkom Multikultural yang Menyegarkan

So Not Worth It menjadi komedi situasi Korea pertama yang dibuat oleh Netflix. Mengangkat kisah delapan mahasiswa Universitas Hongdae yang tinggal di asrama internasional. Mereka berasal dari berbagai negara. Namun kelucuan tidak muncul dari perbedaan.

***

AMEG - Serial komedi situasi (mari kita sebut saja sitkom) ini memiliki premis yang kuat. Delapan mahasiswa, dari enam negara, tinggal di asrama mahasiswa internasional. Park Se-wan (diperankan Park Se-wan, bintang School 2017 dan Never Twice), yang asli Korea ditempatkan di asrama itu sebagai advisor untuk para penghuni.

Selain dia, ada Jamie (Shin Hyun-seung) dan Carson (Carson Allen), mahasiswa asal AS. Lalu ada Sam (personel GOT7 Choi Young-jae), cowok blasteran Korea-Australia, Minnie (personel ITZY, Minnie) dari Thailand. Juga Hyun-min (Han Hyun-min), cowok asli Korea yang menjadi penghuni ilegal asrama.

Kemudian, ada dua mahasiswa pascasarjana. Yakni Hans (Joakim Sorensen), dari Swedia. Serta Terris, mahasiswa dari Trinidad dan Tobago.

Keseharian mereka, mulai berbagi makanan, saling curhat, hingga menghadapi berbagai kesulitan, memunculkan situasi yang jenaka. Persahabatan mudah terjalin sebagai sesama mahasiswa rantau di tanah asing.

Menggelitik Urat Tertawa

So, selucu apa So Not Worth It? Well, ini adalah sitkom yang dibuat Netflix tentang kehidupan orang asing di Korea. Dengan pendekatan Hollywood. Tema, gaya penyutradaraan, hingga tone gambarnya sangat khas Netflix. Cepat, gesit, muda, dan segar. Warna-warnanya asyik.

Namun, yang jelas Hollywood banget adalah gaya komedinya. Sitkom ini sama sekali tidak menggunakan humor ala Korea. Yang menggabungkan dialog witty dengan humor receh. Seperti yang biasa kita lihat di variety show. Kelucuan-kelucuan murni diciptakan dari situasi. Yang sebenrnya sudah bisa ditebak. Tapi eksekusinya tetap bikin tertawa.

Misalnya, ketika Se-wan dikritik teman-temannya karena pelit. Ponsel yang layarnya sudah pecah masih dipakai saja. Cewek yang sangat manipulatif dan gila uang itu dengan sembarangan mengisi daya di stop kontak pojok ruangan. Dan ketika ada yang tersandung kabel, dia langsung memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan.

’’Gara-gara kamu ini, layarku pecah,’’ kata Se-wan kepada Jamie, cowok apes yang tersandung kabel charger dia. Se-wan membuat si mahasiswa baru merasa sangat bersalah. Sampai akhirnya menawarkan ganti rugi.

Pada weekend, Se-wan memaksa Jamie menjalani lima pekerjaan paro waktu sekaligus. Demi mengumpulkan uang untuk mengganti ponsel dia. Ketika menjalani pekerjaan kelima, Jamie tiba-tiba ambruk. Se-wan panik. Dan melarikannya ke UGD. Ternyata, Jamie kolaps akibat menahan pup. Lantaran Se-wan melarangnya ke toilet.

Hari lain lagi, Jamie membuat dirinya dan empat teman lain terkunci di basement. Setelah belasan jam terkurung, mereka bebas. Kepala jurusan sangat bersyukur Jamie selamat. Karena ternyata, cowok yang wajahnya mirip Kim Soo-hyun itu menyimpan rahasia. Kepala jurusan mengajaknya ngobrol di basement. Yang tiba-tiba pintunya tertutup. Mereka terkunci lagi…

Nah, model humor seperti itulah yang memenuhi So Not Worth It. Bukan jenis guyonan yang bikin kita ngakak tak terkendali. Tapi kelucuannya cukup menggelitik urat tawa. Sehingga, mau tidak mau, kita pasti tertawa. Atau paling tidak, terkikik.

Aset Jadi Background

Khas sitkom Hollywood pula, ada tawa terdengar di setiap bagian lucu. Seperti Friends atau The Big Bang Theory. Namun, besar kemungkinan, itu hanya rekaman. Bukan tawa dari live audience. Sebab, syuting So Not Worth It tidak menghadirkan audiens.

Rekaman tawa diputar untuk meyakinkan penonton, bahwa bagian itu lucu. Layak ditertawakan. Mendengar orang tertawa akan merangsang kita untuk ikut tertawa. Meskipun, sebenarnya sitkom yang naskahnya ditulis Seo Eun-jung dan Baek Ji-hyun itu tidak perlu menggunakan rekaman tawa. Punch line-nya sudah lucu kok.

Sumber: