Vaksin Berpikir Simple
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Hanya beberapa menit, saya dipanggil. Masuk. Duduk. Perempuan yang akan menyuntik menunjukkan vaksinnya.
Menunjukkan kalau itu Johnson & Johnson. Lalu dia mengingatkan, saya mungkin akan mengalami sedikit demam dan kurang enak badan dalam satu dua hari ke depan. Tapi itu tidak apa-apa.
Saya bertanya, bagaimana dengan kejadian pengentalan darah yang diberitakan itu. Dia bilang, jangan khawatir, itu hanya terjadi pada perempuan usia 19-49, dan hanya satu dari satu juta.
Tidak ada cek tekanan darah. Langsung tancap di lengan kiri. Beres.
"Sebelum pulang, tolong jangan ke mana-mana dulu 15 menit. Silakan duduk di tempat tunggu atau jalan-jalan keliling toko. Kalau dalam 15 menit tidak ada keluhan apa-apa, cukup nongol depan jendela dan tunjukan jempol. Silakan pulang," katanya.
Saya langsung mendapatkan kartu bukti vaksin, lengkap dengan nama vaksin dan nomor serinya. Lalu ada lagi menyusul di email. Saya juga dapat voucher belanja USD 5, siapa tahu ingin belanja di situ. Lumayan, saya beli cokelat.
Sudah. Beres. Selesai. Dalam dua pekan setelah suntik, saya sudah dikategorikan sudah divaksinasi tuntas.
Sore itu kami gowes dulu. Malamnya, saat packing, saya mulai demam. Saya pun minum obat, tidur. Bangun pagi masih agak kliyengan, tapi sudah tidak apa-apa. Meneruskan packing, lalu siap-siap check out dan makan lalu ke bandara untuk pulang.
Teman saya yang dokter itu ternyata kemudian juga suntik vaksin lagi. Kemudian, ada teman saya lain lagi di Los Angeles, yang sedang di Amerika urusan lain, juga suntik vaksin (juga Johnson & Johnson karena praktis sekali suntik).
Pembaca yang budiman, saya menulis ini bukan untuk apa-apa. Saya ingin menggambarkan, betapa sederhana, betapa tidak hebohnya, proses vaksin di Negeri Joe Biden. Tidak perlu ada kehebohan khusus dari para pejabat, tidak perlu ada penjagaan khusus dari aparat.
Benar-benar simple. Sebarkan vaksinnya, siapa saja silakan suntik di mana saja. Tidak perlu ke rumah sakit atau kawasan khusus. Cukup ke farmasi atau bahkan supermarket.
Itu saja di Amerika masih dirasa kurang cepat.
Dan saya kira kunci melawan pandemi ini memang harus bisa simple. Kebijakan pemerintah Amerika sangatlah simple.
Seperti yang saya tulis di Happy Wednesday sebelum ini (Baca: Masker Akal Sehat), ada anjuran jelas dari pemerintah pusat. Bahwa kalau sudah divaksin, maka seseorang tidak perlu lagi bermasker. Tapi, kebijakan lebih detail diserahkan kepada masing-masing pemilik usaha, apakah mewajibkan konsumennya memakai masker atau tidak.
Tidak ada istilah-istilah PSBB, PS Mikro, PS Lockdown, PS Ambyar, atau apalah. Semua simple, pakai common sense alias akal sehat. Tidak ada lempar-lemparan tanggung jawab soal penerapan kebijakan. Tidak ada bupati ngomel ke gubernur, gubernur ngomel ke menteri, lalu kalau berani ngomel ke presiden. Tidak ada lempar-lemparan tanggung jawab soal izin kegiatan.
Sumber: