Belajarlah Budaya di Polowijen, Kampungnya Kendedes

Belajarlah Budaya di Polowijen, Kampungnya Kendedes

AMEG - Sejenak menepi ke sisi utara Kota Malang. Terdapat sebuah perkampungan masyarakat yang bernama Kampung Budaya Polowijen. 

Kampung ini masih menjunjung nilai-nilai adat istiadat dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu bagian dari Kampung Tematik Kota Malang. Salah satu terobosan dari destinasi wisata dalam Kota Malang. 

Suasana yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Membuat pengunjung lupa, bahwa dia masih berada di kota. Ditambah lagi hamparan sawah yang mengelilinginya membuat suasana adem ayem makin terasa. Sangat ramah inilah kesan pertama pada penduduk lokal Kampung Budaya Polowijen.

Isa Wahyudi, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Budaya Polowijen (KBP) menjelaskan. Konsep inilah yang memang menjadi obyek destinasi wisata. 

Tidak heran jika KBP berbeda dengan kampung tematik lain yang memiliki banyak spot foto di dalamnya. Rasanya murni pengunjung sedang dibawa hadir masuk dalam kehidupan masyarakat di sana.

“Kami memang sengaja membuat paket wisatanya tidak setiap hari. Jadi kalau tidak hadir di waktu-waktu tertentu tidak ada yang bisa kami perkenalkan. Ya hanya kehidupan masyarakat sehari-hari saja jadinya,” ujarnya.

Ki Demang sapaan akrabnya menjelaskan. Paket wisata yang ditawarkan memang berbasis edukasi. Mulai dari Sinau budaya, membuat karya Topeng Malangan, sarasehan budaya, belajar menari Topeng Malangan, membatik, nembang dolanan serta berbagai kegiatan budaya lainnya. 

Ini menjadi keunikan tersendiri yang dimiliki KBP. Tidak banyak perkampungan masyarakat dalam kota yang masih mempertahankan adat istiadat dan budaya. Bahkan memperkenalkannya ke khalayak umum.

KBP resmi berdiri 2 April 2016. Lokasinya di RT 03 RW 02 Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Selain mengenalkan warisan budaya setempat, KBP memiliki tujuan membangkitkan ekonomi kreatif masyarakatnya. Melalui sentra-sentra industri kreatif seperti kerajinan topeng, aneka gerabah, seni pahat, seni pertunjukan dan lainnya.

Tidak hanya itu. Untuk meningkatkan minat baca dan budaya literasi masyarakat, KBP merealisasikan melalui Perpustakaan Kampung Budaya Polowijen. Atas bantuan civitas akademika Universitas Widya Gama. Perpustakaan yang diresmikan tahun 2017 ini, memiliki lebih dari 1.100 koleksi buku di dalamnya.

Ki Demang berharap, dengan melestarikan budaya lokal, akan membuat KBP mampu menarik perhatian masyarakat. Tidak banyak destinasi wisata yang menjual paket budaya di era modern saat ini. Inilah yang menjadi jalan bagi generasi kedepan untuk tetap mengenali dan bahkan masih menerapkan kebiasaan budaya dalam kehidupan sehari-hari mereka. (*)

Sumber: