Doyan Mie Instan? Baca Ini Yaaa
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
AMEG -- Dokter spesialis gizi Juwalita Surapsari menyampaikan pesan khusus pada masyarakat yang hobi mengonsumsi mi instan. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini, menyampaikan agar memperhatikan kandungan kalori yang ada.
Selain itu, juga sangat penting memperhatikan kandungan garam yang tinggi dalam produk mi instan.
"Banyak mi instan mengandung kalori lebih rendah. Untuk menjadi sehat, pertimbangannya tidak hanya mengenai kalori. Harus jeli mengetahui kandungan lain dalam makanan tersebut," ujar Juwalita Surapsari dalam pesan elektroniknya, dikutip Minggu (11/7/2021).
Juwalita mengingatkan masyarakat jeli mencermati label pada kemasan produk yang akan dibeli. Cek kandungan natrium produknya (bagian dari garam dengan jumlah tinggi).
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tak boleh lebih dari 20 persen per hari atau setara 1 sendok teh per hari. Selain garam, perhatikan juga soal kandungan lemak dalam produk.
Kementerian Kesehatan mengajurkan konsumsi lemak dalam produk per orang per hari 20-25 persen dari total energi atau setara 5 sendok makan (67 gram).
Hal lain yang sangat penting diperhatikan, mengonsumsi mi instan sebaiknya jangan dibarengi makanan olahan lain seperti sosis atau bakso. Menurut Juwalita, makanan ini cenderung mengandung garam yang tinggi, sehingga berisiko membuat seseorang kelebihan asupan garam.
"Boleh-boleh saja mengonsumsi produk ini, namun tidak setiap hari dan harus memperhitungkan makanan lain misalkan tidak dikonsumsi bersama makanan olahan lain seperti sosis atau bakso," katanya.
Juwalita menyebut seseorang bisa menambahkan beberapa sayuran dan sumber protein misalnya telur dan tofu untuk meningkatkan profil nutrisi dalam mi instan.
Pakar diet dari Mount Elizabeth Hospital Seow, Vi Vien menyarankan. Supaya menggunakan seperempat atau setengah porsi bumbu saja. Anda bisa menambahkan daun bawang atau ketumbar untuk meningkatkan rasa.
"Bila menggunakan versi instan yang tidak perlu dimasak, hindari mengonsumsi semua kuahnya (apabila itu berkuah). Membantu mengurangi asupan garam dan sertakan sayuran dan sumber protein seperti telur di sampingnya."
"Jika tidak dapat memasukkan sayuran, maka pasti kan untuk memenuhi asupan sayuran pada waktu makan berikutnya," kata Seow Vi Vien seperti dikutip dari The Strait Times.(*)
Sumber: