Respons Hidung

Respons Hidung

Yang Indro pedulikan hanya rokok. Sejak di SMAN 3 Semarang ia sudah merokok. Katanya: ketularan teman sekolah. Sampai sekarang.

Di musim Covid ini pun istrinya tetap mengizinkan Indro merokok. Agar bahagia. Agar imunnya naik.

Itu kata-kata istrinya sendiri. Yang kelihatannya ikut nimbrung bicara di telepon sang suami. Sang istri, sesama mahasiswa kedokteran hewan UGM, masih terdengar bicara sambil mendekat ke HP sang suami: Mas Indro itu pemberontak!

Dia wanita Jogja. Dari Parangtritis.

Saya pun membesarkan hati Indro –setengah meledeknya: banyak orang yang sedang olahraga meninggal, tapi belum ada orang yang sedang merokok meninggal.

”Kalau merokoknya di tengah jalan, ya pasti meninggal juga, Pak,” jawabnya.

Dokter hewan Indro ingin menegaskan: ia tidak pernah mengeklaim garam krosok sebagai obat virus. Yang ia sebar luaskan adalah: garam krosok dengan konsentrasi 0,9 persen bisa melepaskan virus dari mukosa di hidung.

Dengan demikian, virus tersebut tidak akan masuk ke paru-paru atau organ lain.

Dokter hewan Indro juga menegaskan, ”Kalau virus sudah telanjur melewati hidung, protokol rakyat itu sudah tidak berguna.”

Untuk melahirkan protokol rakyat itu, Indro berbulan-bulan di laboratorium. Bacalah catatannya di bawah ini. Ia sendiri menyebut protokol rakyat itu sebagai rumus konyol. Menarik. Terutama bagi yang suka tenggelam di lab:

Semua berawal setelah kami bekerja empat bulan di dalam lab. Kami berhasil menumbuhkan virus Covid-19 di sel vero. Kami sangat gembira saat itu.

Setelah itu, kegembiraan tersebut langsung berubah menjadi kebingungan: kami TIDAK BISA melepaskan ikatan virus dengan sel vero itu. Virus+hancuran sel MENEMPEL sangat erat di dasar tabung tissue culture flask.

Dalam kondisi normal, ikatan virus ke sel vero bisa dengan mudah dilepas. Yakni dengan menggunakan metode COLD SHOCK: tabung dibekukan di suhu -80°C, lalu dicairkan kembali. Sebanyak tiga kali. Kami pun melakukan itu. Tapi, metode tersebut tidak berhasil. Virus dan sel tetap menempel. Tidak bisa dilepas.

Kami menghabiskan 3 bulan lagi begadang di lab.

Kami pun mencoba menggunakan listrik 20 V. Tidak berhasil. Kami coba gunakan enzim. Juga gagal. Kami coba tripsin. Tetap tidak mau lepas.

Sumber: