Respons Hidung
Di saat di ujung stres, saya jalan kaki berkeliling perumahan. Lalu, nongkrong di bekas pemancingan. Saya pun merokok. Sendirian. Seperti orang gila.
Tiba-tiba saya ingat: dasar tabung tissue culture flask itu kan di-coating dengan ion (+). Sehingga jika virus memiliki muatan (-) yang besar, virus akan menempel kuat di dasar tabung flask.
Berarti untuk melepas virus itu saya harus menggunakan reagen khusus. Yakni yang memiliki ikatan ionik (+) & (-) sekaligus. Itu untuk mengganggu kestabilan ikatan virus dengan sel di dasar tabung flask.
Pilihan pertama saya menggunakan cairan NaCl 0,9 % (NaCl fisiologis). Itu karena dia memiliki ikatan (+) & (-) sekaligus. Saya merendam dan membilas flask berisi tempelan virus itu menggunakan NaCl 0,9 %.
Pada setiap bilasan saya ukur loading virus di dasar flask.
Dua kali saya menggunakan mikroskop untuk mengecek cell scrapper dan sisa hancuran sel yang berisi virus.
Loading virusnya saya cek dengan menggunakan RT-PCR dengan 4 primer (green = primer E, orange = primer RdRp, red = primer N, & yellow = Internal Control).
Bilasan pertama (PCR A1 + A2) range CTV virus 28–38.
Di bilasan kedua (PCR B1 + B2) range CTV virus 32->40. Berarti sudah negatif.
Pada bilasan ketiga (PCR C1 + C2) range CTV virus 43. Negatif
Bilasan keempat (PCR D1 + D2) range CTV semua negatif.
(video akhir menunjukkan debris sel dan virus yang terlepas setelah bilasan ketiga).
Metode pemberian NaCl terbukti berhasil melepaskan virus dari sel. Sehingga kami bisa melanjutkan penelitian dan propagasi virus.
Kemudian sebuah ide terlintas, jika NaCl 0,9 % bisa melepas ikatan virus-sel apakah mungkin bisa dilakukan sebagai aplikasi lapangan untuk membantu mencegah paparan virus di rongga hidung.
Kemudian, kami melakukan uji coba menggunakan cairan infus sodium chloride (NaCl 0,9 %) yang ada di pasaran. Itu saya cobakan mencuci hidung + kumur untuk kawan-kawan yang ter-swab PCR positif.
Sumber: