Percepat Sekolah Tatap Muka, Vaksinasi Pelajar Dimulai
AMEG - Kota Batu mulai vaksinasi pelajar, bersamaan seluruh wilayah Jawa Timur, dilaunching Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (4/8/21).
Di Kota Batu, vaksinasi dilakukan di SMKN 3 Kota Batu. Total sasaran 1.027 siswa-siswi, belangsung dua hari, Rabu (4/8/21) dan Kamis (5/8/21).
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, meninjau langsung vaksinasi pertama berbasis sekolah itu. Menurutnya berjalan cukup lancar.
"Nantinya seluruh pelajar yang ada di Kota Batu mendapat jatah vaksinasi secara bergilir," kata Dewanti, Rabu (4/8/21).
Berdasar data Dinas Pendidikan Jatim, siswa-siswi SMA/SMK sederajat yang akan divaksinasi di Kota Batu sebanyak 9.595 orang. Sedangkan total sasaran keseluruhan usia 12-17 tahun ada 18.605 orang.
"Sesuai arahan presiden, vaksinasi untuk remaja atau siswa harus selesai pada Oktober 2021. Namun, cepat atau tidaknya proses vaksinasi tergantung distribusi vaksin dari pemerintah pusat," jelasnya.
Menurutnya, bila semua siswa-siswi di Kota Batu tercover vaksin, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka dimungkinkan bisa dilakukan. Dengan catatan, dalam kondisi terbatas dan mempertimbangkan situasi dan kondisi.
Dia mengimbau seluruh warga dan pelajar Kota Batu mau mengikuti vaksinasi. "Ketika tiba giliran vaksin, harus mengikuti vaksinasi dengan riang gembira," tutur dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg Kartika Trisulandari, mengungkapkan, sebelum dilakukan vaksinasi pihaknya telah menjalankan vaksinasi terlebih dahulu untuk anak usia 12-17 tahun, dilakukan di panti asuhan dan pondok pesantren.
"Untuk remaja sudah ada sekitar 300 anak tervaksin. Selanjutnya kami lakukan bertahap, menggunakan Sinovac," tukasnya.
Untuk remaja putri yang ikut vaksinasi. Dinas Kesehatan menerapkan perlakuan berbeda. Lantaran usia itu masuk akhil balik. Sehingga proses tumbuh kembang memerlukan tambahan vitamin.
Dengan diberikannya vitamin tersebut diharapkan sel tubuh menjadi lebih bagus. Sehingga ketika remaja ini sudah menjadi ibu, kualitasnya menjadi lebih baik.
Di sisi lain, tingkat penularan Covid-19 bagi remaja cenderung kecil, karena usia produktif, sehingga memiliki kekebalan tubuh yang baik. Bahkan ketika mereka tertular tidak sampai parah.
"Selain itu juga dipengaruhi karena anak-anak saat ini masih sekolah secara daring. Sehingga mobilitas mereka terbatas. Jika anak-anak sampai tertular dimungkinkan karena kalster keluarga. Berbeda yang usiannya sudah 35 tahun mereka harus bekerja di luar rumah," ujarnya.
Sumber: