Kota Batu Kembali Ramai, Pelaku Wisata Berharap Bisa Buka
AMEG - Awal pekan di akhir Agustus menjadi hari paling genting bagi pelaku wisata di Kota Batu. Seperti diketahui, Senin, (30/8/21) besok, ketentuan PPKM diteruskan atau tidak kembali diumumkan.
Jika PPKM Level 4 kembali diperpanjang, atau Kota Batu gagal turun ke level, otomatis tempat wisata kembali harus berpuasa lebih lama. Terhitung sejak diberlakukannya PPKM Darurat hingga PPKM berlevel, dua bulan sudah para pelaku wisata tak ada pemasukan.
Meski seluruh objek wisata termasuk Alun-alun Kota Batu masih tutup, namun pada pekan ke delapan penerapan PPKM Darurat-berlevel, Alun-alun Kota Batu sudah dipadati wisatawan, baik dari dalam maupun luar kota.
Pemandangan itu berbeda 180 derajat saat pertama PPKM Darurat diberlakukan awal Juli lalu. Saat itu sepi mamring. Begitu pula jalan protokol. Mulai ramainya Kota Batu bisa jadi karena masyarakat sudah rindu liburan dan kuliner.
Selain itu, sejak beberapa hari lalu, akses menuju Kota Batu sudah mulai longgar. Simpang tiga Pendem yang mulanya ditutup total selama 24 jam, sejak beberapa hari sudah dibuka.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, menegaskan, saat ini seluruh wisata di Kota Batu masih tutup. Pihaknya telah mengusulkan ke pusat untuk memberikan kelonggaran kepada pelaku wisata.
"Kami sudah bersurat ke pusat agar diberi kelonggaran, terutama perihal kewajiban (membayar pajak.red) pelaku wisata, agar bisa diringankan atau paling tidak diberi kemudahan," katanya.
Keringanan yang dimaksudkan seperti pembayaran pajak bisa diundur hingga situasi dan kondisi kembali normal, atau potongan pajak.
Tahun lalu, sambung Dewanti, restoran dan hotel sudah mendapat insentif atau bantuan dari pemerintah pusat. Tetapi bantuan itu belum menyentuh pelaku wisata. "Maka dari itu kami mengusulkan ke Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif agar pelaku wisata juga diberikan bantuan itu. Usulan itu sudah direspon baik, tunggu saja," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Taman Rekreasi Selecta, Sujud Hariadi, berharap pemerintah bisa memberi izin agar destinasi wisata kembali dibuka, tentu penerapan protokol kesehatan harus ketat.
"Kami berharap destinasi wisata di Kota Batu boleh beroperasi lagi," pintanya.
Jika saat ini pemerintah telah memperbolehkan pusat perbelanjaan beroperasi dengan protokol kesehatan ketat, diharapkan bisa diberlakukan juga di kepariwisataan. Apalagi destinasi wisata di Batu mayoritas outdoor.
"Penutupan destinasi wisata memberi dampak kerugian bagi pelaku usaha wisata. Kerugiannya tidak kecil, tidak perlu kami sebutkan," tandasnya. (*)
Sumber: