Ukuran Kios Relokasi Pedagang Pasar Besar Batu Dinilai Ngawur

Ukuran Kios Relokasi Pedagang Pasar Besar Batu Dinilai Ngawur

AMEG - Pembangunan kios relokasi pedagang Pasar Besar Kota Batu mulai dilakukan. Sayangnya, proyek senilai Rp 4,7 miliar itu menuai protes pedagang, lantaran ukuran los yang terlalu kecil, hanya 2x2 meter.

Salah satu pedagang, Faiz Rohmi, menyatakan, penentuan ukuran ngawur. Dia mengaku tak pernah diajak komunikasi ataupun koordinasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumdag).

"Ini keputusan sepihak. Tak ada komunikasi dengan kami. Apalagi hanya menampung 1.000 pedagang. Padahal data kami ada lebih dari 2.000 pedagang," sesal Faiz, Rabu (8/9/21).

Dia juga menyatakan, proses perancangan pembangunan pasar besar sama sekali tidak terbuka. Pedagang dan legislatif mengaku belum melihat Detail Engineering Desain (DED) terbaru. "Hingga kini kami belum lihat DED-nya. Ukuran los berapa, tempatnya bagaimana, harusnya ini diselesaikan dulu, baru mikir relokasi," sebut dia.

"Lha ini kok tiba-tiba relokasi, ukurannya segitu, tempat di situ," sergahnya. 

Menurut dia, memindahkan lahan ekonomi harus dipikirkan keberlangsungan hidupnya. Karena antara pembeli dan pedagang harus ada koneksi. Seperti dekat terminal. Karena itu dia memohon pemerintah berfikir lebih baik lagi, sehingga relokasi tidak menambah persoalan baru. 

"Ini tentang hajat hidup orang banyak, koneksi antar pembeli dan pedagang harus dipikirkan," pintanya.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD, Fahmi Alkatiri, mengatakan, penataan tempat juga harus diperhatikan, sehingga pedagang nyaman dan tidak timbul masalah di kemudian hari. 

"Harus dipikir masak-masak, saluran air di mana, toilet di mana, saluran listrik seperti apa, harus ditata dengan baik. Tanpa itu, tidak bisa berjalan baik," tegasnya.

Soal ukuran 2x2 meter, dia menilai tidak cukup untuk berdagang. Tapi kalau adanya seperti itu, mau tidak mau harus diterima. 

"Seharusnya pemerintah mencari jalan keluar. Ukuran itu sempit sekali, sangat menyulitkan pedagang," ujar dia.

Di sisi lain, besarnya anggaran relokasi juga menyita perhatian legislatif. Dia wanti-wanti agar dinas terkait dan pemborong tak main-main dalam hal anggaran.

"Hari ini tidak ada yang main-main masalah anggaran. Tidak boleh sama sekali. Ini jaman demokrasi, tidak ada yang ditutup-tutupi, harus terbuka," tegasnya. 

Sementara itu, Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono, mengatakan, pembangunan tempat relokasi pasar tengah on progres. Pihaknya menargetkan selesai Oktober mendatang.

"Kami maksimalkan kawasan stadion, karena lahan pribadi yang cukup luas sangat sulit," katanya.  Disinggung soal jumlah los dan bedak, pihaknya masih mensinkronkan data. Pedagang yang menempati los dan bedak berada di luar stadion, tepatnya halaman parkir stadion dan sekitarnya. Sedang PKL pagi di dalam stadion, menempati setel ban dan tribun bagian bawah. 

Sumber: