Kalah Cepat dari Persela
AMEG - Arema FC mengakui kegagalan mereka, untuk saling berebut tanda tangan Brian Ferreira, dengan sesama kontestan Liga 1 2021, Persela Lamongan.
General Manager Arema, Ruddy Widodo mengaku sempat menjalin negosiasi dengan pemain asal Argentina berpaspor Irak tersebut. Bahkan dengan agennya, sudah terjalin kesepakatan secara lisan. Tinggal menunggu kepastian izin kompetisi.
Sayangnya kesepakatan lisan itu diingkari si pemain. Dan Arema FC tidak bisa berbuat apa-apa. Karena memang belum ada hitam di atas putih.
‘’Sebenarnya kami sudah bersepakat soal harga dengan Brian. Tapi, nyatanya si pemain malah memilih bersepakat dengan Persela. Ya, mau bagaimana lagi? Selama belum ada ikatan kontrak, siapa pun bebas memilih mau ke mana,’’ kata Ruddy, kemarin.
Hanya saja, Ruddy Widodo tak mempermasalahkan kegagalan mendapatkan Brian Ferreira, untuk mengisi slot pemain asing Asia nanti. Pihaknya juga memahami kepentingan Persela yang memilih mempertahankan gelandang berusia 26 tahun itu.
Hanya saja, Ruddy tak mau mengumbar apa alasan yang dimaksud. Yang jelas, pihaknya sudah mengikhlaskan kalau Persela berniat memertahankan si pemain.
‘’Kami paham apa alasan Brian memilih bertahan di Persela. Kami juga memahami kepentingan Persela memertahankan dia. Kami memakluminya. Biarlah itu menjadi urusan Persela dengan Brian,’’ imbuhnya.
Karena gagal mendaratkan Brian Ferreira, mau tak mau, Arema harus mencari penggantinya. Ruddy Widodo pun memilih menyerahkan slot pemain asing ini kepada calon pelatih kepala nanti, siapa tahu ingin membawa mantan anak asuhnya.
‘’Kalau si pelatih mau membawa pemain asing andalannya tak masalah. Pastinya akan kami lihat dulu seperti apa kualitasnya. Kami yakin si pelatih punya bank data pemain yang bagus,’’ tegasnya.
Sementara itu terpisah, asisten pelatih Arema, Singgih Pitono memaparkan, merekrut striker asing dengan kualifikasi berlevel top sekali pun, tak bisa memberikan garansi gol untuk Arema FC di Liga 1 2021.
Singgih tampak berpijak pada pengalaman beberapa tahun terakhir. Bagaimana strategi transfer tim Singo Edan khusus untuk striker asing tidak memenuhi ekspektasi.
Dia lalu mencontohkan bagaimana ekspektasi terhadap Sylvano Comvalius, yang berbekal gelar top skor Liga 1 2017 dengan 37 gol ketika membela Bali United. Begitu berseragam Arema FC, striker asal Belanda itu cuma mencatat lima gol dari 27 laga.
‘’Coba kurang apa dia (Sylvano Comvalius)? Tetapi belum mencapai ekspektasi. Karena tidak tahu betul kondisi satu musim terakhir dia,’’ ucap Singgih Pitono.
Contoh kedua adalah ketika Arema FC mendaratkan Elias Alderte musim lalu. Kendati berusia muda, karakter serta kualitasnya terlihat belum sinkron dengan skema yang mereka inginkan.
Sumber: