Bahu Membahu Bangkitkan Songgoriti

Bahu Membahu Bangkitkan Songgoriti

AMEG -- Songgoriti kembali menampakkan gairahnya sebagai destinasi wisata andalan pada HUT ke 20 Kota Batu. Beragam kegiatan untuk kembali meramaikan kawasan itu, dilakukan Among Tani Foundation (ATF). Mulai festival dokar, berkuda, odong-odong, bazar makanan, lomba melukis dan bersepeda. 

Semua kegiatan tersebut bisa dinikmati gratis oleh masyarakat maupun wisatawan. Total 13 dokar disediakan. Saat naik dokar, wisatawan diajak berputar ke makam Mbah Patok hingga bazar kuliner dengan jarak tempuh 400 meter. Untuk kuda 10 ekor dan odong-odong 10 unit dengan rute yang sama. 

Humas ATF, Septi Widi mengatakan. Acara tersebut bukan sebuah event. Namun pihaknya ingin memunculkan kembali wajah Songgoriti sebagai tempat wisata ramah lingkungan kepada wisatawan. Mulai dari kuliner tradisional hingga keindahan alamnya. 

"Songgoriti tak hanya menyediakan pemandangan yang indah. Di sana wisatawan bisa belajar sejarah melalui keberadaan makam Mbah Patok dan Candi Supo. Ini akan terus kami kembangkan," ujar Septi, Minggu (17/10/2021). 

MERIAH: Rangkaian kegiatan yang dilakukan ATF di Songgoriti untuk membangkitkan wisata Songgoriti. (Ananto) 

Salah satu warga Songgoriti, Sukarno menyambut gembira kegiatan yang digawangi ATF ini. Lantaran mampu membuat ramai da didatangi wisatawan. 

"Mudah-mudahan kegiatan seperti ini tak berhenti sampai di sini. Tapi bisa berkelanjutan. Sehingga wisatawan yang datang bisa ramai seperti dulu," harapnya. 

Kreasi ATF ini, terbukti berhasil memantik warga Songgoriti, melakukan kegiatan serupa. "Setelah kegiatan ini, setiap malam Minggu kami akan menjajakan kuliner khas Songgoriti di area Candi Supo," katanya. 

Salah satu kuliner khas Songgoriti yang akan disajikan pada wisatawan adalah Jenang Pleret. Merupakan kuliner khas Songgoriti yang sudah ada sejak tempo dulu. 

"Kami bersama ATF, akan bahu membahu mengembangkan wisata religi dan sejarah di Songgoriti. Karena di sini ada Candi Supo, makam Mbah Patok dan air panas yang bisa dimanfaatkan mandi wisatawan," sebut Suharto, juga warga setempat. 

Ia berharap, pengembangan wisata ini membuat Songgoriti tak hanya terkenal dengan vilanya saja. Namun bisa mengangkat wisata religi dan sejarah. 

Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Lukis, Samon menjabarkan. Total peserta yang mengikuti lomba sebanyak 97 anak. Namun yang terjaring hingga babak final hanya 50 anak berusia 10-15 tahun. 

"Pada lomba melukis ini, kami mengusung tema besar ' Keindahan Pesona Songgoriti'. Melalui tema ini kami berharap bisa menumbuh kembangkan bakat anak yang memiliki jiwa seni melukis," ujar Samon. 

Pihaknya melakukan penilaian se-obyektif mungkin. Menggandeng pelukis senior Kota Batu dan Nasional seperti Fajar Junaidi, Juari Subarja dan Kristian, sebagai juri. 

"Melalui lomba lukis ini, kami ingin mewujudkan jika Kota Batu bukan hanya terkenal dengan keindahan sumber daya alamnya saja. Namun juga terkenal dengan sumber daya manusianya," tutupnya. (*)

Sumber: