Jalan dan Drainase Aman, Perhatikan Daerah Tangkapan Air Hujan

Jalan dan Drainase Aman, Perhatikan Daerah Tangkapan Air Hujan

AMEG - Sejumlah hal menjadi catatan soal optimalisasi drainase agar tidak merusak infrastruktur jalan. Wilayah tangkapan air dan penyederhanaan realisasi pekerjaan perlu diperhatikan.

Pakar Transportasi Publik dari ITN Malang, Nusa Sebayang mengungkapkan, sistem drainase yang baik tidak akan menimbulkan genangan saat musim hujan. Karena itu, harus diperhatikan pengerjaan maupun pemeliharaan drainase dengan tepat.

"Drainase harus dipantau secara rutin. Normalisasi mestinya jangan mendekati musim hujan," demikian Nusa Sebayang, dalam sesi Ijen Talk bertema Optimalisasi Drainase, Kamis (4/11) pagi.

Dikatakan, kemiringan jalan secara melintang juga harus diperhatikan saat membangun jalan. Sementara, drainase juga perlu mempertimbangkan seberapa besar aliran air, dan disesuaikan areal tangkapan air hujan yang ada di wilayah tersebut.

"Jadi, dalam menormalisasi drainase juga perlu diprioritaskan pada daerah yang tangkapan airnya yang kurang memadai," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Jurusan Administrasi Publik FIA UB Malang, Fadilah Amin, memberi catatan terkait rumitnya regulasi dan birokrasi proyek pengadaan hingga realiasasi.

Menurut Fadilah Amin, infrastruktur suatu daerah tercermin juga dari penataan jalan dan tata ruang wilayah. Karena itu, ia berharap antisipasi dan penyederhaan tahapan, sehingga realisasi pekerjaan teknis proyek infrastruktur bisa optimal.

"Infrastruktur punya anggaran besar, selain kesehatan dan pendidikan. Namun, PU kerap menjadi penyumbang silpa terbesar. Fenomena gagal lelang juga kerap terjadi," kritiknya.

Fadilah Amin berharap, pekerjaan teknis sebisa mungkin masuk tengah semester sudah bisa dieksekusi. Proses pengadaan menurutnya juga memakan waktu cukup panjang, bisa lebih dari tiga bulan jika ada waktu sanggah. (*)

Sumber: