Kaum Transgender Ingin Tetap Sehat dan Beraktivitas Normal
AMEG - Puluhan orang transgender (waria) mengikuti tes di rumah singgah Warga Peduli AIDS Turen, Kabupaten Malang, Kamis (4/11/2021). Tes ini untuk memastikan risiko kesehatan mereka terhadap penyakit membahayakan ini.
Di tempat ini, mereka diambil sampel darahnya. Juga dilakukan wawancara dan konsultasi, sebelum benar-benar dilakukan pemeriksaan.
"Pemeriksaan ini adalah kegiatan VCT (volunteer counseling test) yang berkala diikuti, karena mereka adalah kelompok rentan ODHIV (orang dengan HIV/AIDS). Setidaknya setahun dua kali," kata Ketua Yayasan Cahaya Kasih Peduli, Tri Suhardi, Kamis (4/11) siang.
Dikatakan, selain memeriksakan kesehatan diri, kaum transgender memanfaatkan kesempatan berkonsultasi terkait risiko dan apa yang harus dilakukan ketika terinfeksi penyakit menular ini.
"Kami juga memberikan pendampingan, bagaimana menghadapi risiko yang rentan mereka alami. Dari hasil tes mereka, kita beri obat rutin untuk yang positif dan bagaimana agar beban masalahnya terkurangi," imbuh pria yang juga dosen STIKES Kepanjen ini.
Koordinator sekaligus relawan pendamping lapangan transgender Malang, Yossi Suwarno mengungkapkan, pendampingan seperti ini sangat penting karena memang sangat dibutuhkan mereka. Apalagi, mereka bisa lebih leluasa dan terbuka ketika berada dalam lingkup dan komunitas sesama.
"Transgender ini minoritas, keberadaan mereka juga di tengah-tengah masyarakat dan bekerja. Namun, untuk menekan resiko kesehatan mereka, mereka butuh pendampingan lebih," terangnya.
Terlebih bagi yang mengalami kasus positif HIV/AIDS, maka pengobatan dan penguatan mereka harus dipastikan secara lebih serius.
"Jika ODHIV tidak didampingi, maka mereka akan rentan mengalami kondisi kesehatan memburuk. Jadi, kami motivasi dan intervensi. Kalau kita saja gak mau pedulikan, mungkin mereka juga malah nggak peduli," kata Mak Yossi, begitu ia biasa dipanggil rekan-rekannya. (*)
Sumber: