Atasi Banjir di Kota Malang, Ini Yang Dilakukan Sutiaji
![Atasi Banjir di Kota Malang, Ini Yang Dilakukan Sutiaji](https://ameg.disway.id/uploads/WhatsApp-Image-2021-11-16-at-15.37.41.jpeg)
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
AMEG- Pemkot Malang akhirnya memiliki masterplan untuk mengatasi banjir dan genangan air.
Masterplan dilakukan melalui hasil survei primer dengan melakukan perencanaan secara menyeluruh.
Dalam masterplan tergambar, sudetan atau saluran drainase di sekitar Jalan Soekarno Hatta diarahkan ke Sungai Brantas yang masuk wilayahnya provinsi.
“Kalau masalah wilayah aliran air, itu nanti bisa mengurangi mulai dari Jalan Soekarno Hatta terus Tulusrejo, Lowokwaru, sampai Kedawung,” jelas Wali Kota Malang H Sutiaji, Selasa (16/11/2021).
Dikatakan, seringnya terjadi banjir di kawasan Jalan Kedawung karena aliran dari atas (barat) semua mengalirnya ke timur.
Ditambah lagi dataran tersebut masuk dalam kategori rendah. Karena itu Pemkot Malang mengusulkan untuk membelokkan aliran air dari Jalan Borobudur sampai ke Sungai Brantas.
"DED-nya sudah ada. Kurang lebih menghabiskan dana senilai Rp128 miliar, tapi itu dari provinsi,” tuturnya Sutiaji.
Dinas terkait sudah berkoordinasi dengan BBWS secara intens. Menurut Sutiaji, kemungkinan besar akan mendapat dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sementara, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Rumah Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Diah Ayu Kusuma Dewi mengatakan, banjir di Kota Malang disebabkan masih banyaknya saluran irigasi sebagai wadah untuk menampung air.
Saluran drainase seharusnya menjadi jalur air menuju ke arah sungai. Sehingga ada pembedaan antara datangnya air, dipakai untuk saluran irigasi atau drainase.
“Kita harus lihat dulu air datangnya dari mana. Karena saat ini masih banyak pakai saluran irigasi yang dari hulu ke hilir dan membawa ke sawah. Berbeda dengan drainase yang akhirnya nanti ke sungai,” ucap Diah.(*)
Sumber: