Batu Ganjar
![Batu Ganjar](https://ameg.disway.id/uploads/wadas-nyar.jpg)
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Ganjar mendengarkan semua itu dengan baik. Kali ini ia mendengar sendiri apa yang dialami penduduk yang menolak penambangan batu itu.
Mendengar langsung dari warga. Apa adanya.
Dari situ terbaca bahwa selama seminggu terakhir ini banyak provokator yang melebih-lebihkan keadaan. Terbaca juga banyak buzzer yang memojok-mojokkan warga.
Apakah berarti Ganjar akan mencabut atau memperbaiki izin IPL di situ?
Tidak ada penegasan seperti itu dari Ganjar. Ia ke Wadas untuk tahap mendengarkan sendiri aspirasi warga. Juga untuk melihat sendiri keadaan desa itu.
Kepada masyarakat, seperti yang luas diberitakan media, Ganjar hanya menyebut sebagian warga memang ada yang menolak. "Yang menolak itu akan kita ajak bicara," katanya.
Soal Wadas ini memang persoalan berat bagi Ganjar. Ia bisa kejepit antara kepentingan pusat dan desa. Antara bisnis dan aspirasi. Antara siapa yang mendapat proyek dan siapa yang harus dibela.
Peristiwa besar bisa melahirkan tokoh besar. Atau menenggelamkannya. Wadas adalah tanjakan berat bagi Ganjar. Kalau ia berhasil mendakinya, ia akan ada di atas.
Ia tahu filsafat itu. Ia pesepeda yang andal. Sampai terjatuh-jatuh dan tangannya cedera. Tapi ia bangkit. Lalu mendatangi warga Wadas —dengan tangan yang masih digendong akibat cedera itu.
Proyek Waduk Bener ini dikerjakan oleh BUMN PT Brantas Adipraya. Semua tahu itu. Yang tidak banyak tahu adalah: siapa yang ditunjuk untuk pengadaan batunya.(*)
Penulis: DAHLAN ISKAN, Sang Begawan Media.
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul: 22.2.22.22.22
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul: 22.2.22.22.22
Wawan Wibowo
sebagai buruh saatnya mengeluarkan unek-u nek,siapa tahu jadi komentar terpilih : 1. Memang betul banyak yang hanya 10-15 tahun saja berencana jadi buruh, saya salah satunya, dan berencana jadi wiraswasta, bisa lebih sejahtera ataupun bisa bangkrut, 50:50, tapi kalau saya tetap jadi buruh maka peluang hidup pas-pasan atau bangkrut jg sama 50:50. 2. Saat beralih jadi wiraswasta maka salah satu sumber modal yang pasti adalah mencairkan JHT, memang pemerintah beralibi ada banyak program untuk UMKM, salah satunya KUR, tapi abah harus obyektif, mengajukan KUR itu ribetnya minta ampun, sudah ribet, belum tentu di setujui pula. 3. Di negara maju dana JHT bisa menstabilitaskan perbankkan,nah kalau mau meniru sistem itu,nanti di negara berkembang ( saya tidak sebut negaranya ya ) anomalinya bah, bisa kejadian pekerja yang punya dana JHT malah ngutang ke bank, kena bunga, ironisnya dana bank itu berasal dari JHTnya pekerja itu sendiri. Opo tumon..!!!
Seneng Sharing
Yang jadi pertanyaan: Misal si A usia 35 tahun saldo JHT 50jt. Dia mengundurkan diri karena ingin jadi Ibu Rumah Tangga. Apakah 21 tahun kemudian saldo JHT si A akan tetap 50juta, atau akan bertambah sesuai berkembangnya investasi BPJS? (asumsi perekonomian membaik, harga saham naik / stabil)
Kikik Mas
Gak masuk akal. Pegawai outsourcing di tempat saya gajinya 3jt. Setoran JHT setahun hanya 2jt. Kerja dua tahun hanya 4jt. Terus dia tidak diperpanjang kontraknya, lalu memilih jualan bakso. Ketika itu umurnya 22 tahun. Lalu disuruh nunggu 34 tahun untuk mendapatkan haknya. Itu kalau; 1. Masih hidup 2. Ingat nomer kartunya 3. Surat pengalaman kerjanya masih ada.
Sumber: