Dua Mata

Dua Mata

cewe juga gitu, Mbah. Selalu punya alasan menolak cowo. "Kamu terlalu baik buat aku", "Aku masih mau fokus belajar", "Aku masih ingin sendiri", "Aku masih mau mengejar karier", dst. Padahal, alasan utamanya, "Kamu tidak ganteng", "Kamu tidak kaya". wkwkwkwkwkwk

Tunk B

ternyata populasi Unta terbanyak ada di Negara Australia. Jadi sekarang kalau mikir unta -> mikir Australia

GEARY G

Semua wanita terlahir cantik, apakah yang otak nya encer atau yang biasa saja,  Kalau kita bilang tidak Cantik, pasti kita "kurang teliti" melihatnya

Liam

Saya cuma bisa menduga umur 60-an masih kuat dan bisa "menyemai" , berarti genetik nya bagus. Tapi moral kesetiaannya meragukan. Dus tidak dapat di percaya sebagai seorang pemimpin. Tapi bisakah nasionalisme di ikat dengan moral? Bisakah seorang yang berselingkuh, sekaligus peduli akan kemakmuran negara? Bisakah seorang yang tak bisa mengendalikan nafsu syawat nya ,sekaligus bisa mengatur sebuah negara menuju kemakmuran? Ini masih tanda tanya bagi saya.

Mirza Mirwan

Tentang Lyubov Polezhay, wanita berambut blonde yang fotonya dimuat Disway di atas. Ia tidak sekadar punya hubungan khusus dengan Viktor Yanukovich, tetapi memang "vnutrishniy partner"-nya -- teman kumpul kebonya. Sebelum dilengserkan dan lari ke Krimea, Yanukovich dan Lyubov tinggal di perumahan mewah di Mezhyhirya di utara Kyiv -- kayak Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, di mana Trump tinggal. Bersamanya tinggal pula Mariia, gadis cilik, putri Lyubov. Tetapi, dari piagam penghargaan dari sekolahnya untuk Mariia, di situ tertulis "Mariia Polezhay". Berarti bukan anak Lyubov dengan suami sebelumnya, yang nama belakangnya Polezhay. Kenapa Yanukovich terpikat pada Lyubov? Nah, ini kalau menggunakan logika Bung Leong Putu, eh, Mbah Mars, eh, bukan juga, logika Eyang Subur, karena Lyubov 25 tahun lebih muda ketimbang Lyudmila, isteri Yanukovich yang setahun lebih tua. Di tahun 2014 dulu Yanukovich 63 tahun, Lyudmila 64, sedang Lyubov baru 39 tahun. Mungkin hubungan Yanukovich sudah terjalin sejak sebelum jadi presiden. Taruhlah, sejak usia awal 30-an.

Aju Y

Ikan bandeng, makan kawat orang ganteng, numpang lewat

Saridin

Saya belum pernah ke Eropa timur (Kecuali nanti diajak Abah liputan ke sana). Tapi, nampaknya memang di -sebagian- Eropa Timur, isu etnis menjadi salah satu alat yang paling efektif dalam pertarungan politik. Contoh paling populer adalah Yugoslavia, yang sekarang jadi 7-8 negara mini. Bahkan di Bosnia Herzegovina, negara yang hanya sedikit lebih besar dari Jawa timur tanpa Madura, dengan penduduk yang hanya 3,5 jt an, Presiden nya harus dijabat 3 orang perwakilan etnis yang ada disana: Serbia, Kroasia, Bosniak-Muslim. Bayangkan kalau Indonesia harus memiliki 300 lebih pejabat Presiden mewakili etnis. Dan Ketua Pejabat Presiden nya bergantian, bisa2 dalam 5 tahun menjabat Ketua Presiden hanya 5 hari. Dan sepertinya, Ukraina juga demikian. Terlanjur terbelah antara Ukrainian dan Russian-Ukrainian. Kalau sudah begini, hampir pasti ujung-ujungnya adalah solusi 2 negara. Maka, beruntung lah kita, Bangsa Indonesia. Yang memiliki sejarah Majapahit, dan Bhinneka Tunggal Ika. Filosofi bangsa yang sekarang kita merasa tak merasakan faedahnya. Tapi, jika tanpa sejarah Majapahit dan Filosofi Bhineka tunggal Ika, negara ini bisa jadi beberapa negara mini. Mungkin sampai puluhan. Maka, kita pantas bersyukur. Apalagi, Disway National Network menjadi salah satu benang pengikat negara yang luas dan multietnis ini. 

*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id

Sumber: