Keluarga Fisika

Keluarga Fisika

Sin

Pasien : “selamat siang dok”  Dokter : “ silahkan duduk pak, ada keluhan apa ya?”  Pasien : “gini dok, sudah tiga hari ini kepala saya pusing kliyengan, badan meriang, mata berkunang-kunang, badan semua lemas dok, sering gelisah dan  pagi tadi malah ada tambahan dok.. perut saya rasanya melilit, saya takut kena omicron dok, soalnya tetangga saya sakitnya sama kayak gini, trus dibawa ke RS katanya kena covid malah 3 hari kemudian meninggal dok”  Dokter : “coba diperiksa dulu ya…hmm..gejalanya memang mirip, tapi menurut saya bukan covid pak”  Pasien : “lalu saya sakit apa ini dok..ga enak banget rasanya”  Dokter : “Bapak kapan terakhir makan nasi”  Pasien :  “ kemaren pagi dok”   Dokter : “sudah minum obat apa saja atau sdh berobat ke mana?”  Pasien : “duh dok, saya nganggur dok ga punya duit, males nyari kerjaan susah skrg dok ditolak terus, boro2 buat beli obat, buat makan aja ga tentu”  Dokter : “hmm..bapak tidak perlu khawatir, ini gejala sakit wajar saja dan hampir semua orang pasti pernah mengalaminya.. namanya BOKEK.. biasanya gejala akan berulang setiap akhir bulan atau saat tidak punya duit pak. Nah ini resepnya tidak usah bayar, semoga lekas sembuh ya pak”  Pasien : “ terimakasih pak dokter”   sampai di rumah dibuka resep dari dokter dan tertulis “KERJA, KERJA, KERJA”   Pasien : “owalah Djangkrik... dokter koplak, orang sakit malah disuruh kerja, kerja, kerja…yo malah tipes”

CuNur Yani

hehe... Bu DI Alhamdulillah masih bergairah untuk masak di usia >60. Saya mah sudah tidak bergairah apapun (haroream) padahal msh

Leong Putu

Komen pertanyaan : Masalah buatmu Mas Leong ?. Terpilih sebagai komen pilihan....? Hmmmmmm..... S P A S T I N G O R A N G T M E N C U R I G D A L A M K P A S T I.....! ! N

Yusman Syaf

Pak DI: komentar pilihan sekarang seperti asal asalan saja. kalau Bapak tidak ada waktu baca, lebih baik tidak ada komentar pilihan. agar tidak menurunkan marwah nya. hatur nuhun  

Sabil manshuria

kata teori evolusi darwin tentang seleksi alam:  yang bisa bertahan hidup bukanlah yg paling kuat tapi yg paling bisa beradaptasi dengan keadaan dan perubahan.

yoming AF

Tetap serumah, sekamar, kamar mandi yang sama, ANDA SUDAH TAHU masih okelah untuk menjaga dan menghindari stress dan depresi. Tapi kalau pakai sikat gigi dan handuk yang sama, INI YANG SAYA BARU TAHU, patut dipertanyakan apakah untuk penghematan atau memang ada gaya hidup baru seperti itu yang saya belum sempat tahu.

Gambit H-1982

Catatan Editorial:  # Horeeee = Beda penulis kawakan dengan penulis amatiran. Ekspresi seru biasa--yang cukup ditulis dengan 1 "e" dan tanpa dimiringkan--ini bisa jadi "lead" istimewa yang menggugah rasa penasaran pembaca.  # Padahal ia punya empat komorbid = Inkonsistensi. Gaya pronomina persona Abah DI: "ia" (setara "he" dalam bahasa Inggris) untuk laki-laki; "dia" (setara "she") untuk perempuan.  # Saya lihat vitamin D-nyi 58. = Terlewat tanda "titik dua" sebelum nilai yang diungkap. Ini contoh kalimat minor khas penulis--mengutip penerawangan Bung @Amat tempo hari.  # sumer-sumer = Tidak salah, hanya saya yang gagal paham. Mungkin maksudnya "greges(i)", atau istilah orang Jawa saat sedang tidak enak badan: "masuk angin".  # herd immunity = Perlu di-italic-kan, dicetak miring. Selain itu, padanan istilah ini--sebagai pengingat--sebaiknya disertakan: kekebalan komunal.  # keras sekali = Diksi yang unik, seperti yang diamanatkan oleh Cak Nun. Walau, jika dilihat dari konteksnya yang mengacu ke peraturan/kebijakan pemerintah, kata "tegas" lebih umum digunakan.  # Kalau pun = Digabung, "pun" di sini berfungsi sebagai pembentuk kata hubung. Seperti halnya "meskipun" dan "sekalipun".  # was-was = Tidak termasuk bentuk ulang, tidak dibutuhkan keberadaan tanda hubung.  # imunisasi = Kontekstual pandemi: vaksinasi. Kecuali di Negeri Tirai Bambu memang tetap pakai "istilah" tersebut.  # Hongkong adalah tes terakhir = Makna konotasi, maksudnya ujian atau tantangan.  # Waktu itu, 1918, jangankan vaksin. Obat antibiotik saja belum ditemukan. = Lebih lugas jika ditambah kata "tahun", juga diteruskan kalimatnya sehingga kalimat ini punya subjek: "obat antibiotik".  Sampai di sini. Semoga komen ini tidak dikesankan menggurui.

Multi Suk

Sumber: