Melayu Dayak
Ngapain jauh-jauh ke Amerika bah, di Indonesia pun saat ini ada durian runtuh fresh from the oven. Durian runtuh bagi pengusaha migor tapi bagaikan kesamber bledek bagi konsumennya. Sejak Permendag No. 3 tahun 2022 yg mengatur tentang HET dan DMO dicabut, migor yang awalnya langka mendadak membanjiri pasar. Kali ini gk ada batasan, pengusaha bebas berimprovisasi harga. Harga migor premium yg awalnya ditetapkan HET-nya 14.000/liter mendadak menjadi 40.000-44.000/liter. Kata sebagaian orang pemerintah kalah posisi bargain dengan pengusaha, tapi pengusaha berkata : Kalau jualan rugi lbh baik stop produksi, kalau stop produksi tentunya coat tail effectnya panjang sekali, bisa bahaya kalau banyak yg di PHK. Pada akhirnya pemerintah mengalah, susbisidilah jadi jalan keluarnya. Lagi-lagi duit rakyat jadi solusi.
Teguh Wibowo
Ketiban durian runtuh = tiba2 dpt rezeki. Ketiban ndaru = mendapat keberuntungan. Ketiban pulung = bisa keberuntungan bisa kesialan. Ketiban tangga = apes sesi kedua setelah jatuh. Ketiban cicak = sial. Ketiban teleknya cicak = apes. Ketiban pipisnya cicak = apes bin sial. Ketiban bantal dan guling yg dilempar dari dalam kamar = istrimu sedang marah.
Rikiplik
Apa minyak goreng harus dihandle Pertamina jg? Kan sama2 minyak ya.. Wkwkwkw…
Multi Suk
Tujuan utama dari tulisan ini sebenarnya mencari aman, yaitu agar jangan dituntut membahas minyak goreng yang memperlihatkan kekalahan seorang menteri oleh seorang mafia. Sebab dengan kekalahan kemarin makin terbuka ke hadapan publik bahwa pemerintah belum berkuasa terhadap mafia di negeri +62 Sepanjang apapun alasan Mendag soal minyak goreng tapi dengan pemberlakuan harga pasar jelas bentuk kekalahan
Liam
Dulu saya marah-marah dalam hati kalo di tilang polisi. Sekarang semakin tua nyadar. Pasrah saja. Karena memang melanggar peraturan. Pernah waktu menjemput istri dari rumah sakit ,kelupaan bawa helm. Di lampu merah ada Pak Polisi di tepi jalan, bukannya berhenti ,saya samperin Pak Polisi nya. "Lapor Pak, ini tak pake helm istri, saya,jemput istri buru-buru dari rumah sakit. "Lanjut Pak". Kata Pak Polisinya. Pernah sekali juga di Bandara Soetta, salah jalan, nyasar,masuk jalan verbodden. Ada pos polisi di ujung jalan . Saya berhenti di pos. "Pak ,saya nyasar, mau pulang ke Jakarta barat lewat mana" "Oh lewat disitu,kamu gak boleh lewat sini sebenarnya" Tak di tilang, aman . Pak Polisi , terima kasih. Pak Polisi di RI sekarang sudah makin sejahtera dan semoga semakin sejahtera. Polisi dan Tentara saya pikir itu seperti wangsa ksatriya pada jaman kerajaan dulu. Profesi penjaga keamanan, kedamaian hidup masyarakat. Wajar saja jika banyak yang suka menjadi tentara atau polisi. Kelihatan gagah perbawa nya.
Mbah Mars
Tahun 2006 orang-orang Bantul Yogyakarta banyak yg mendapatkan durian runtuh akibat gempa besar yg menimpa. Murid-murid yg kecerdasannya di bawah rata-rata atas nama kasihan lulus ujian nasional dengan mudah. Lulus dengan nilai 7 (pitu). Ya, dapat nilai pitulungan. Yang sedang daftar PNS juga konon dipermudah kelulusannya. Yg paling fenomenal, durian runtuh itu berupa rumah. Siapapun yg sudah menikah asal punya tanah diberi bantuan membangun rumah. Akibatnya, angka perkawinan tiba-tiba melonjak drastis. Durian runtuh lain adalah pemutihan pengurusan sertifikasi tanah. Akibatnya banyak sekali akad turun waris ke anak-anak meskipun orang tuanya masih tergolong belum manula. Bahkan, ketika perjalanan ke Jatim, di jalur Mantingan-Ngawi, kendaraan saya melanggar marka. Dikejar polisi. Saya sudah membatin bakalan kena pasal 100. Begitu lihat SIM saya Pak polisi bilang, "Bapak korban gempa Bantul ya ?" Akhirnya saya terbebas dari hukuman pasal 100. Begitulah, orang bilang ada berkah dalam setiap musibah.
Jeka Reader
Judul tulisan Durian Runtuh jelas menyalahi tata bahasa, kalau maksudnya ada orang yang beruntung ketika sedang berjalan dihutan tiba tiba ada buah durian matang jatuh didekatnya. Tinggal di pungut saja. Kalau sedang jalan jalan kena timpa pohon Durian yang runtuh atau tumbang justru malapetaka. Buah Durian ( Durio Zibethinus ) pertama kali di deskripsikan oleh Eberhard Rumphius, ahli Botani Jerman yang pegawai VOC di tahun 1714, ketika beliau mengamati masyarakat Ambon menangkap Musang ( Zibetto ) dengan memanfaatkan bau buah Durian. Now pohon Durian yang diyakini berasal dari Pulau Kalimantan sudah menyebar kemana mana, tapi di Thailand tetap di sebut Tun- Turian dengan 3 jenis yang populer yaitu ; Monthong, Chenee, Kanyaw. Sedangkan di Malaysia ada jenis Musang King dan Oh Cie Harganya sekitar Rp.300 - Rp 400 rb perbuah. Tetapi menurut Gubernur Sutarmidji dari Pontianak Durian yang paling enak didunia justru ada di desa Jemongko, Kabupaten Sanggau dan untuk menikmatinya harus booking setahun dimuka. Akhirnya Pajak Durian Runtuh sebaiknya diganti saja dengan Pajak Angin Surga ( Windfall Tax ) karena tidak semua suku bangsa senang makan buah Durian dan Angin Surga juga tidak selalu mampir kedunia.
Sumber: