Ironi, Bonyoknya Armando Gegara Mis-match

Ironi, Bonyoknya Armando Gegara Mis-match

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Misal, ada yang berteriak: "Bakar…" Itu bagai komando buat para individu dalam kelompok. Contoh, demo mahasiswa di Gedung DPR, diawali lemparan botol minuman dari massa ke polisi. Kemudian meningkat, lemparan aneka benda, termasuk batu ke polisi. Akhirnya polisi menembakkan gas airmata dan semprotan pemadam kebakaran.

Menurut buku The Crowd, efek ini mampu menyebar di antara individu dalam kelompok yang "terendam", seperti virus pada penyakit menular.

The Crowd: "Perilaku ini berasal dari ketidaksadaran bersama yang kuno dan karena itu sifatnya tidak beradab. Itu dibatasi oleh kemampuan moral dan kognitif dari anggota yang paling tidak mampu."

Le Bon percaya, bahwa kerumunan bisa menjadi kekuatan yang sangat kuat hanya untuk kehancuran.

The Crowd: "Anggota kerumunan merasa, bahwa rasa bersalah mereka terkait hukum, berkurang. Karena, mereka paham, polisi bakal kesulitan dalam menuntut anggota individu dari massa."

Maksudnya, jika individu diperiksa polisi atas pelanggaran hukum, mereka bisa berkilah: "Yang melakukan bukan hanya saya. Tapi, semua orang."

Singkatnya, individu yang tenggelam dalam kerumunan kehilangan kendali diri ketika "pikiran kolektif" mengambil alih. Sehingga, membuat anggota kerumunan mampu melanggar norma-norma hukum dan sosial, dengan entengnya. Memukul, menendang, melorot celana Ade Armando.

Di kasus ini ada mis-komunikasi. Ade sudah mengatakan kepada wartawan, bahwa ia mendukung demo tersebut. Membela aspirasi mahasiswa pendemo. Lalu, beberapa menit kemudian ia keluar Gedung DPR, mengikuti rombongan Kapolri.

Sementara, ucapan Ade itu belum sempat dimuat media massa. Dan, kerumunan pendemo belum sempat baca berita, bahwa Ade mendukung pendemo. Massa mengira, Ade masih pendukung Presiden Jokowi dalam segala bidang. Yang ditafsirkan pendemo: Ade berseberangan dengan pendemo.

Mis-komunikasi menghasilkan mis-match. Hasilnya, bonyok. (*)

Sumber: