Hentikan Provokatif Negatif Pada Diri Sendiri

Hentikan Provokatif Negatif Pada Diri Sendiri

AMEG - Sekalipun dalam situasi pandemi, setiap orang harus tetap bahagia. Apalagi yang masih bisa diberi kesempatan, bertemu Ramadan.

‘’Terlepas dari penderitaan yang kita alami karena Covid-19, kita tentunya harus tetap merasa beruntung dan senang, berada di tengah bulan Ramadan. Bulan suci yang seharusnya menjadi momentum, dalam menghadapi krisis,’’ ujar Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si., Wakil Rektor I UMM, saat menjadi nara sumber dalam webinar yang digelar Lembaga Kebudayaan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (24/4/2021) lalu.

Tema yang diambil dalam webinar itu, Membangun Budaya Bersih, Hidup Sehat dan Bahagia Di Masa Pandemi.

Sedangkan yang diundang, Yudi Suharsono, S.Psi., M.Si., dosen Psikologi UMM dan Dr. Hidajah Rachmawati, S.Si., Apt., Sp.FRS., dosen Farmasi UMM.

Yudi Suharsono sendiri menuturkan, meski pandemi memberikan tekanan sangat tinggi dan membatasi mobilitas sosial, tidak seharusnya semua orang bersedih. Malah sebaliknya, harus bisa meningkatkan kebahagiaan yang dimiliki.

‘’Salah satu caranya, dengan berusaha. Tidak ada kebahagiaan yang bisa didapat, kecuali dengan usaha yang maksimal.  Kebahagiaan akan bisa dicapai dengan adanya usaha. Orang akan susah mencapai kebahagiaan, jika tidak berusaha,’’ katanya.  

Yudi juga membahas, setiap orang harus menghentikan provokasi negatif kepada diri sendiri. Karena sikap itu menjadi salah satu ciri ketidakbahagiaan, yang sering muncul.

Sementara Dr. Hidajah yang juga didapuk sebagai pemateri, memberikan motivasi dan cara menjadi duta budaya bersih dan sehat, untuk mencegah penularan Covid-19.

Ia juga mengingatkan, kesadaran akan 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, menjadi kunci utama dalam usaha penanggulangan pandemi.

‘’Karena setiap orang yang sudah divaksin, juga masih bisa terkena virus kembali. Jadi tetap jaga kesehatan keluarga, yang notabene bisa menjadi klaster yang berbahaya dan mematikan. Ketika protokol kesehatan tidak ditaati, akhirnya banyak yang terjangkit dan terdampak,’’ ungkap Hidajah.

Sedangkan Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si., Kepala Lembaga Kebudayaan UMM, ketika membuka acara itu menyebut, tema yang diangkat menjadi jawaban atas beberapa kebutuhan masyarakat. Terutama wawasan terkait edukasi kesehatan untuk hidup yang sehat dan bahagia.

‘’Jika kita memiliki hidup yang bahagia, sehat, dan positif maka akan menghasilkan pondasi yang kuat, khususnya dalam keluarga,’’ ujar Daroe. (avi)

Sumber: