Desi Armando
Agus Suryono
JADI INGAT CERITA CALON ARANG Kata cerita.. Pada jaman itu, isuk lara - sore mati. Sakit pagi, sorenya mati.. Lebih dari separo penduduk mati. Saat itu kita masih terbelakang. Jadi penanganannya ya sesuai jamannya. Empu Barada adalah orang paling intelek pada jamannya. Kalau soal cara ya udah pas. Untuk ukuran saat itu.. Indonesia dibandingkan China. Itupun ya udah pas. Sudah sesuai dengan kompetensi dan keperluan lokal. Harus diakui China bukan bandingan kita. Khususnya pemimpin China vs
pemimpin Indonesia. Sama-sama kena musibah. China sukses dengan penanganan bagi
warganya. Dan sukses pula, jualan vaksinnya. Ke seluruh dunia, termasuk Indonesia..
DeniK
Kita sudah berpengalaman mengadakan ivent Akbar Yang. Dihadiri puluhan ribu orang di Lombok ,tidak ada tuh berita lonjakan kasus baru.
Wakit Sanjaya
Kalimat terakhir abah DI…mungkin maksutnya kalo kita lebaran bersenang2 dan melupakan prokes maka berpotensi kembali berakit2 ke hulu lagi.
Budi Mulyono Gunawan
Naik speed boat lebih cepat apalagi naik Ferry asal jangan naik ferry irawan itu sdh dibooking full venna
Budi Mulyono Gunawan
Naik speed boat lebih cepat apalagi naik Ferry asal jangan naik ferry irawan itu sdh dibooking full venna
Mirza Mirwan
Shanghai sudah terkenal sejak sebelum Majapahit berdiri. Kota itu luasnya memang "ora umum". Wajar bila penduduknya, untuk ukuran sebuah kota, juga "ora umum": 25 juta jiwa. Pasti kota itu padat banget, begitu mungkin pikiran anda. Tapi, eh, masih lebih padat DKI Jakarta yang populasinya 10,5 juta jiwa, lho. Kok bisa? Ya bisa, DKI Jakarta memang luasnya 7.600-an km2, tetapi luas daratannya kurang dari 1/10-nya. Sementara
Shanghai dari 6.300-an km2 luas daratannya 9/10-nya, sekitar 5.680-an km2. DKI Jakarta terbagi dalam lima kota administratif dan satu kabupaten, sementara Shanghai terbagi menjadi 16 distrik -- ya semacam kota administratif. Dari 16 distrik itu ada lima distrik yang penduduknya kurang dari saru juta, tetapi di atas 600-an ribu, yaitu :
Huangpu, Changning, Hongkou, Jinshandan Changming. Selebihnya di atas satu juta, bahkan Distrik Pudong populasinya 5,5 juta jiwa. Bagi anda yang sering menengok portal Xinhuanet pasti tahu bahwa problem paling berat selama lockdown Shanghai adalah pasokan makanan. Apalagi di awal-awal toko-toko juga tutup, tetapi belakangan sudah banyak yang buka. Sampai empat hari yang lalu, ada 11 propinsi yang menyuplai sayuran dan bahan makanan lainnya dengan total berat 18.000 ton, di samping roti dan makanan lain seberat 5.400 ton. Eh, tahu nggak, GDP Shanghai itu hampir setengahnya GDP Indonesia, lho. Itu saja, ntar mentok di batasan karakter. Selamat pagi Jumat.
donwori
teringat dulu ketika awal pandemi, ada dokter yg begitu getolnya ingin jakarta di lockdown. argumennya sekali lockdown selama sebulan masalah akan selesai dan pandemi cepet berlalu. sekarang ketika melihat yg terjadi di Tiongkok, kita harus
bersyukur. lockdown berkali-kali itu butuh waktu, tenaga, uang yg tidak sedikit. beruntung rakyat Tiongkok sudah sejahtera sehingga disuruh ini itu ya nurut saja ga pake drama atau demo. kebayang jika hal serupa terjadi disini. pemerintah RI telah mengambil kebijakan yg tepat. ya meskipun dibayar dengan menempati peringkat ke-18. tapi resiko yang lebih besar akan terjadi jika meniru apa yg dilakukan Tiongkok.
kusiwan pion
Lokdon pertama di dunia yaitu di bahtera Nuh selama setahun, persediaan makanan begitu luar biasa dan cukup banyak jenisnya sehingga bisa bertahan selama itu. Bisa jadi ditanam secara hidroponik untuk sayur mayur, kalau lauknya sambil mancing. Oh iya, hewan haram yg dibawa Nuh masuk ke bahtera dipastikan adalah babi.
Windarto Windarto Bila herd immunity belum terbentuk, kasus Covid-19 di Tiongkok berisiko naik-turun, naik-turun, naik-turun secara berulang. Ini karena Covid-19 relatif mudah menyebar (menular).
Antonio Samaran
Dunia seperti sdh terbalik. Negara-negara yg paling sukses mengatasi covid pada awal pandemi sekarang malah jadi yang paling parah. Ambil contoh selain China, ada Aussie, Singapura, Vietnam dan Korea Selatan. Indonesia yg di awal pandemi banyak dicibir terutama oleh warga sendiri malah menjadi salah satu yg cukup berhasil mengatasi covid. Tidak ada yang pinter atau bodoh, semua ada sisi positif dan negatifnya.
Pryadi Satriana
Indonesia ga perlu lockdowm. Yg perlu di-"lock" adalah Si Ucup, yg saat ini banyak digugat sebagai penipu berkedok investasi syariah, "sedekah", dsb. Mestinya harus cepet ditangani tuh spy tidak makin banyak korban. Sudah dua kali dipenjara nggak kapok2 malah makin pinter cara menipunya. Kasihan korbannya. Dengerin ceramahnya malah buntung. Berangkat naik motor, pulang naik angkot. Yang pake mobil diminta sedekahkan mobilnya, dijanjikan Pajero. Haalaah …, orang kayak gini dibilang Pak DI ustad paling sabar, nggak salah Booosss? Semoga umat mau gunakan akal sehat supaya nggak bisa ditipu. Aamiin.
Sumber: