Bunuh Mahasiswa Unbraw, Bahaya Laten Ayah Tiri
Niat Ziath itu dikatakan Kasubdit III Jatanras, Direskrimum Polda Jatim, AKBP Lintar Mahardono kepada pers, Sabtu (17/4), begini:
"Ada saksi, teman akrab tersangka ZI (Ziath Ibrahim) menceritakan latar belakang pembunuhan itu. Terkait dengan TS. Tersangka menyukai anak tirinya. Berniat menikahi."
AKBP Lintar menceritakan, berdasar keterangan saksi (tidak disebut identitasnya) bahwa rasa suka (tepatnya gairah asmara) Ziath terhadap TS muncul sekitar lima tahun lalu. Ketika TS usia 20, sedang mekar-mekarnya.
Si teman, katanya, mengingatkan Ziath bahwa itu tidak baik. Karena, ibunda TS toh isteri Ziath. Masak, anak isterinya juga mau dimakan. Tapi, Ziath tak mau dengar nasihat.
Lintar: "Sekitar dua bulan lalu tersangka cerita ke saksi, bahwa Ziath tak tahan lagi, berniat menikahi TS. Kali ini saksi melarang, karena bisa heboh. Dan, tersangka menurut."
Sebulan belakangan, sejak TS akrab dengan Bagus, sesama mahasiswa Fakultas Kedokteran UB, Ziath juga cerita ke saksi. Bahwa ada perubahan sikap TS, lebih membandel. Akhirnya Ziath membunuh Bagus.
Lintar: "Berdasar saksi, Ziath tidak pernah menyampaikan isi hatinya kepada TS. Sebaliknya, TS juga tidak tahu jika ayah tirinya begitu."
Maka, polisi menduga, pembunuhan itu terkait asmara, yang tidak nyata. Karena, Ziath belum pernah (berani) menyatakan cinta kepada TS.
Dikutip dari Fatherly, 8 Desember 2017, bertajuk "The Science of Stepdads", ayah tiri terhadap anak perempuan tiri, memang bahaya. Maksudnya, bisa muncul api asmara. Persis seperti dialami Ziath.
The Science of Stepdads menampilkan hasil riset Dawn Braithwaite, ketua studi komunikasi antarpribadi dan keluarga di University of Nebraska, Lincoln, AS.
Diurai, mixed family (keluarga campuran, bisa ayah tiri atau ibu tiri) yang sukses, harus melewati tahapan tertentu. Agar orang yang semula berasal dari dua keluarga, bisa menyatu.
"Ayah tiri yang langsung terjun mengasuh anak tiri, tanpa diawali membangun hubungan baik dengan anak tiri, hasilnya lebih banyak merugikan seluruh anggota keluarga daripada menguntungkan."
Dilanjut: "Jika ayah tiri menjadi terlalu terlibat dalam mengasuh anak, sebelum menjalin keakraban dengan anak tiri, maka hasilnya anak itu akan menolak kehadiran ayah tiri."
Berdasar teori Dawn Braithwaite, dibutuhkan waktu minimal enam bulan, bagi ayah tiri menjalin keakraban dengan anak tiri, baik anak pria atau wanita. Keakrabn selayaknya teman. Sampai, ayah tiri menerima curhatan anak tiri.
Setelah tanda keakraban melalui curhatan muncul, barulah ayah tiri bisa memulai pendidikan disiplin yang benar (selayaknya ayah kandung) terhadap anak tiri.
Sumber: