Jokowi Dicurhati Pedagang Soal Pungli

Jokowi Dicurhati Pedagang Soal Pungli

Dilanjut: "Keberatan atas penanganan perkara ini juga telah diuji melalui mekanisme praperadilan. Tapi, kami akan memberikan atensi khusus terhadap perkara ini."

Kurang puas, wartawan konfirmasi ke pedagang di Pasar Bogor terkait itu. Wawancara dengan Rahman, yang curhat histeris ke Presiden Jokowi. Dijelaskan demikian:

Rahman dan kakaknya, Kurniali, berdagang buah di satu lapak. Di situ juga ada paman mereka, Ujang Sarjana, juga berdagang buah.

Di pasar tersebut ada dua lelaki Ardiansah dan Ade Komeng. Selalu keliling pasar tiap hari. Membagikan sekantong minuman dan sebungkus rokok ke setiap lapak pedagang. Merata. Lalu mereka berputar, menagih pembayaran minuman dan rokok yang dibagi tadi.

Rahman: "Mereka (Ardiansah dan Ade Komeng) maksa. Semua harus beli, harus bayar. Kayak preman gitu. Bawa senjata tajam. Para pedagang takut, terpaksa bayar, walaupun dagangan tidak diminum atau tidak dirokok. Tiap hari begitu."

Suatu hari di Desember 2021, Ujang Sarjana menolak bayar. Mengembalikan minuman dalam plastik dan rokok. Kepada Ardiansah dan Ade Komeng, yang menolak keras. Terjadilah ribut.

Rahman: "Om saya (Ujang Sarjana) tidak memukul. Cuma cekcok mulut. Lalu mereka (Ardiansah dan Ade Komeng) lapor polisi. Om saya malah ditangkap polisi, ditahan sampai sekarang."

Dilanjut: "Kami sudah lapor ke kantor Komnas HAM beberapa waktu lalu. Tapi, cuma dicatat petugasnya. Tidak ada apa-apa lagi."

Cerita Rahman ini tergolong berani. Dengan semangat tinggi, curhat ke Presiden Jokowi. Terbukti dari pernyataan Kapolres Bogor Kota kepada wartawan, kasus ini memang ada. Bukan bohong.

Keberanian Rahman dan Kurniali, lantas membuat mereka takut pulang. Tapi, mereka juga tidak minta perlindungan polisi. Sejak Kamis (21/4) sampai tadi malam, mereka pilih ngumpet di kantor LBH, kuasa hukum Ujang Sarjana.

Lalu, apa tindakan Presiden Jokowi? Apakah cukup dengan ucapan: "Ya… sudah dicatat."

Ternyata tidak. Tidak cukup 'dicatat'. Wartawan konfirmasi ke Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin, Jumat (22/4). Bey mengatakan:

"Kemarin Bapak Presiden langsung meminta Sekretaris Kabinet yang memang tengah mendampingi, untuk mencatat hal yang disampaikan warga. Lalu, Bapak Presiden meminta Kapolda Jawa Barat untuk mencari kejelasan kasus tersebut."

Kasus yang sangat sepele. Terjadi di banyak pasar di Indonesia. Tahu-tahu 'melonjak' ke atas, sampai Presiden RI Jokowi. Dan, Presiden RI sampai menghubungi Kapolda. Untuk urusan sekecil itu.

Semua berkat medsos. Viral. Diketahui khalayak. Dikomentari banyak orang. Juga, respon positif Jokowi. Respon Jokowi seperti itu sudah sangat sering.

Sumber: