Belanda Budiman

Belanda Budiman

ADA juga orang Belanda yang Budiman. Ia ke rumah saya Kamis lalu. Ia baru pulang dari Ukraina. Meliput perang di sana.

Dari Ukraina ia tidak mampir Belanda. Langsung ke Surabaya. Begitu penting Indonesia baginya. Ia begitu jatuh cinta pada Indonesia.

Ia pun ingin mencari orang tuanya di sini. Yakni orang tua yang asli. Yang membuat janinnya dan yang melahirkannya.

Ia memang asli Indonesia. Lahir di Jakarta. Namanya satu kata: Budiman. Itu nama lahirnya. Yang dipertahankan, pun setelah jadi orang Belanda.

Selebihnya ia tidak tahu apa-apa.

Ketika masih bayi 1,5  bulan, Budiman diserahkan ke panti asuhan. Dalam kondisi prematur. Lalu diserahkan ke orang lain. Ke orang Belanda.

Waktu itu, tahun 1978 awal, suami-istri, Gerrie dan Han Wicher, datang ke Jakarta: untuk mencari bayi yang bisa diadopsi. Tentu secara ilegal. Sulit dan rumit untuk mendapatkan yang seperti itu secara legal.

Pasangan itu sudah divonis tidak akan punya anak: kandungannyi  sudah diangkat dalam sebuah operasi. Mereka mendapat gambaran bisa mendapatkan bayi dari Indonesia. Untuk diadopsi.

Di Belanda, jauh di timur Amsterdam, Budiman tumbuh normal. Di desa Gorssel, kota kecil Lochem, provinsi Gelderland.

Budiman pun masuk sekolah di sana. Dari SD sampai SMA. Dengan sosok yang tetap berbeda di kelasnya: kulit cokelat. Hanya tinggi badannya tidak kalah dengan rata-rata orang Belanda: kini 180 cm. Itu mungkin berkat protein yang cukup di masa pertumbuhannya.

Tapi dengan kulit cokelatnya, Budiman tetap merasa aneh sendiri. Lalu bertanya pada orang tua: siapa dirinya. Saat itu umur Budiman baru 7 atau 8 tahun.

"Orang tua saya sebenarnya sejak lama ingin menjelaskan semuanya. Sebelum saya tanya itu. Tapi saya masih dianggap terlalu kecil," ujar Budiman –yang sampai sekarang masih belum bisa berbahasa Indonesia.

Setelah diberi tahu itu ia pun mulai terusik untuk mencari tahu siapa ibu yang melahirkannya. Ia tidak sendirian. Banyak yang seperti Budiman. Sekitar 3.000 bayi yang senasib dengan Budiman di Belanda.

Mereka pun saling kontak. Lewat yayasan khusus yang membantu mencari silsilah: Yayasan Mijn Roots
Banyak sekali anak adopsi yang berhasil menemukan orang tua asli.

Sumber: