Tanpa Sapujagat

Tanpa Sapujagat

Lukman bin Saleh
Ini bukan tentang Budiman, Belanda, adopsi, atau keadaan sulit tahun 70 an. Tapi ttg topik yg kmarin, tp berhubung Abah menyentilnya d akhir tulisan, sy tergelitik lg mengomentari minyak. DMO sudah d tetapkan. Perusahan sawit mematuhi aturan. Mengalokasikan CPO sesuai permintaan pemerintah. Tp minyak tetap langka. Mendag bingung. Pengusaha sawit d periksa. D tunjukkan dokumen. Bukti pengalokasian CPO sesuai permintaan pemerintah sudah d laksanakan. Tp minyak menghilang. Ke mana?
Mendedag bilang tau minyak itu d mana. D tahan distributor. Lebih dr itu. Mendag bilang tau motif distributor. Menunggu HET migor d cabut. Krn mereka yakin Het akan d cabut mengingat harga minyak dunia terus melambung. Mendag mengancam jika migor tetap d tahan, mereka akan d tendang. Ancaman mendag tdk mempan. Malah benar Het Migor d cabut. Distributor pesta pora. Dalam hitungan detik, minyak tiba2 membanjiri pasar. Berarti benar d tahan. Bukan krn tdk ada. Disaat pesta pora mafia migor. Tiba2 presiden mengumumkan stop ekspor. Petani sawit terpaku. Mendadak lesu. Mengapa tega pemerintah berlaku seperti itu? Lain yg salah, lain pula yg d hukum. Distributor yg bermain, distributor yg berpestapora, justru tdk tersentuh hukuman. Apa hubungannya stop ekspor CPO dg distributor migor? Itu sebabnya, sy berharap larangan ini jangan lama2 d terapkan. Bila perlu jangan sempat d jalankan. Kasian petani sawit yg harus menanggung hukuman krn kesalahan org lain…

Teguh Wibowo
Di Solo-Jogja ada group facebook namanya "Info Cegatan bla.. bla.. bla." Misal untuk jogja "Info Cegatan Jogja." Untuk solo "Info Cegatan Solo." Group ini awalnya adalah wadah untuk saling bertukar informasi adanya razia / operasi kendaraan bermotor di sekitar wilayah masing2. Namun saat ini group2 FB tsb berkembang mjd pusat informasi apa saja. Ada Info orang hilang, Info pencarian orang, Dompet hilang, motor hilang, dsb. Nah.. barangkali di Tangerang ada group serupa bisa dicoba untuk mencari orang tuanya Mas Budiman ini..

Dedi Juliadi
Tahun2 itu perubahan kehidupan sosial sehingga banyak hubungan terlarang yang menghasilkan bayi2 adopsi, sekarang juga hubungan terlarang lebih banyak lagi tapi tidak lagi menghasilkan bayi adopsi karena kondom dijual dimana2 dan harganya sangat terjangkau.

Zakaria Chen fu
Tamat SMA dibelanda bisa jadi wartawan international.Tamat SMA di Indonesia jadi artis tiktok dan galau gak tau mau ngapain lagi

thamrindahlan
46 Awak bertanya 4 hal terkait Belanda Budiman Anda Belum Tahu bagaimana Budi bisa tergabung di disway .Apakah ini bukti bahwa Portal Abah ini sudah go international Anda Belum Tahuas Budi wartawan free lance atawa reporter surat kabar mana Anda Belum Tahu kisah haru Budiman berjumpa dengan orang tua kandung pada next episode disway.id Sarung kotak anak jalanan / Dipakai miring nyaris tergantung/ Sungguh menarik kisah Budiman / Perjalanan panjang cari ortu kandung / Salamsalaman

No Name
Gorssel. Saya pernah singgah untuk makan siang di desa itu, nun 30-an tahun nan silam. Meskipun hanya sebuah desa, Gorssel adalah desa yang modern. Juga kaya. Populasinya juga lebih besar ketimbang desa Joppe, di sebelah timurnya. Populasi Gorssel ketika itu, kata pemilik restoran, sekitar 3500-an jiwa, sedang Joppe hanya 400- an jiwa. Sebenarnya Gorssel lebih dekat dengan Deventer, kota di sebelah utaranya yang masuk ke Provinsi Overijssel. Kira-kira hanya setengah dari jarak Gorssel - Lochem, Gelderland. Lochem sendiri hanya belasan kilometer dari perbatasan dengan Jerman.
Budiman mencintai Indonesia, itu wajar. Karena berdarah Indonesia dari kedua orangtuanya. Sedang orang yang berdarah Belanda tulen saja, karena sejak lahir hingga remaja tinggal di Indonesia, begitu cintanya kepada Indonesia. Contohnya, Wieteke Van Dort (Tante Lien), kini 79 tahun. Penyanyi yang ditahan 1980-an menjadi host acara "koempoelan" (The Late Lien Show) di salah satu TV Belanda itu lahir di Surabaya dua tahun sebelum proklamasi. Saat usia 14 tahun, masih di HBS (setingkat SMP) ia dan kedua orangtuanya liburan ke Den Haag. Eh, Bung Karno menasionalisasi perusahaan milik Belanda di Indonesia, termasuk perusahaan tempat papanya. Dan Tante Lien tak bisa kembali ke Indonesia. Beberapa tahun yang lalu kayaknya Tante Lien ini pernah menengok rumah kelahirannya di Surabaya, malah didampingi Pemred Jawa Pos. Selain Tante Lien juga ada Anneke Gronloh (meninggal 2018). Yang ini blasteran Belanda- Minahasa.

Arala Ziko
Semua yg pengen disebut Budiman, besok lebaran silaturahmi dan sungkeman ke Pak Dahlan ye

Gito Gati
Komentator spesialis, Pak Harto itu sebenarnya Presiden yang berhasil membangun Indonesia. Tapi sayang, pak harto bukanlah pemimpin yang ikhlas. Merasa berhasil membangun Indonesia, pak harto minta upah. Upah yang diminta adalah "kamukten" keluarganya. Anak2nya "dimuktikan" dengan jalan koruptif. Sehingga negeri ini krisis. Dan……. Ya sudah, rakyat akhirnya menurunkanya. Itulah sekilas cerita junjunganmu sodara.

Komentator Spesialis
Baca dulu sejarah sebelum sampeyan bandingkan dengan china, korea mas. Awal pemerintahan Pak Harto, Indonesia hyper inflasi sampai 650%. Duit nggak ada harganya. 1000 rupiah dipotong jadi 1 rupiah. Hutang membumbung akibat pengelolaan ekonomi ugal ugalan. Misal beli senjata dll. Sarana prasana rusak karena revolusi setelah penghianatan PKI. Pendapatan per kapita cuman USD 70. Sebagai referensi tahun 1997 sebelum krisis per kapita sekitar USD 1200 alias naik 17 kali lipat alias 1700% selama 31 tahun. Rata rata pertumbuhan ekonomi 6.8%. Sampeyan bandingkan sama sekarang yang 7 tahun yang GDP naik nggak sampai 20% ya juauh mas.

No Name
Orng tua angakat viral Jadi orang tua angkat kadang tidak beruntung kala punya anak seperti Sukanto Tanoto, cinta 1/3 hati tapi jadi orang tua juga jangan naif, jadilah seperti orang tua Budiman. Orang tua Budiman ini clear dan clean, tidak ditutupi. Ibu pertiwi ini jadi ibu angkat yg tidak clear dan clean, seperti kondisi yg diceritakan Pak Mahfud. Pak Mahfud yg punya jabatan strategis saja punya harapan ada orang kuat yg akan membangunnya di 2024. Sedih sekali, harapan di atas harapan. Saya dulu berharap pada Pak Mahfud karena keberhasilannya di mahkamah konstitusi yg lebih bersifat kultural dibanding stick and carrot. Ternyata Pak Mahfud berharap lagi ke orang lain. Tapi lama sekali, apalagi kalau yg diharapkan Pak Mahfud ini seperti Corazon Aquino yg berharap lagi. Pak Mahtud bilang, semoga (pakai semoga, bukannya dibangun) ada orang kuat yg bisa menyatukan masyarakat yg terbelah. Ternyata belahnya seperti dibelah kampak, bentuk dan jumlahnya gak jelas. Istilahnya gak sistemik padahal pengakuan Mba Sri sistemik. Coba….masak sistemik kalau batu bara mahal pakai sapu jagat moratorium, mahal CPO pakai sapu jagat dilarang ekspor, mulai hari ini. Lama-lama ibu pertiwi jadi bakulan pecel, kacang mahal bumbunya diencerin. Kapan pecel ini go internasional seperti McD?

mzarifin umarzain
THR secara agama, tak perlu ada. Secara sosial/adat, barangkali perlu ada. Secara agama, apa yg perlu ditunjang? Kewajiban dalam hari raya 'iidu lfithri cuma: 1. Makan pagi/sarapan/ifthoor?/futhuur?. 2. Tunaikan zakat fithri 3 kg beras= 33 rb rp/ orang. Cuma 50 rb rp/ orang apa nya yg perlu ditunjang? Bukan kewajiban islaam untuk: berbaju baru, mudik, chalaal bi chalaal, sediakan toples & isi nya, beri angpao, dll. Kata pak Hamka, kalau tak salah: THR kerjaan nya orang yg suka nuntut. Muslimuun, diberi thr, syukur. Tak diberi, tak masalah. Faqir miskin dipelihara negara.

Mirza Mirwan
Ini protes terakhir. Kenapa sih penampilan Disway.id setelah menjadi media yang terverifikasi Dewan Pers malah tambah amburadul? Di mana sulitnya memperbaiki tampilan dengan belajar dari Disway App dulu? Dulu itu kalaupun ada kekurangan, paling hanya keterlambatan posting. Dan sekarang? Banyak! Pembatasan jumlah karakter, urutan reply yang lucu dan…. ini yang bikin jengkel: Nama dan profil tidak muncul. Akhirnya siapa yang menuliskan komentar anonim itu tidak jelas. Benar, itu tadi protes saya yang terakhir. Tolong, manajemen Disway.id, kalau tim IT tidak bisa memperbaiki kekurangannya, tidak usah dikasih THR.

Juve Zhang
Sepertinya itu Jaman "Kumpul Kebo" jadi trending. Hasilnya banyak bayi tak berdosa lahir, saya kos di Yogyakarta, ibu kos yg hampir setengah tua juga ikut trending jaman itu, anak kos mahasiswa ada yg tertarik " trending" jaman itu, hasilnya anak lucu,gemuk. "Imbalannya" kos untuk mahasiswa itu Gratis.wkwkwkwkwk win-win Solution kata Om JinPing.

Komentator Spesialis
Sangat naif memvonis semua karena kumpul kebo mas. Jaman segitu belum ada internet. Dan tidak semassif kumpul kebo jaman sekarang. Saya yakin sebagian besar adopsi karena alasan ekonomi. Jaman segitu negara kita masih super miskin. Saya yakin motif ekonomi lebih besar. Mereka tidak mampu merawat atau ingin mendapatkan uang.

Jimmy Marta
Jadi penasaran dengan Ana van Valen. Apakah bersaudara dg Via 'van' Valen, atau mirip Marco van Basten atau berkulit Ruud 'van' Gulit.

Sumber: