Hidup Kesusu

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Mohon maaf lahir batin. (*)
Komentar Pilihan Disway Edisi 30/4: Kembang Janggut
Teguh Wibowo
Sak plintengan = seketapel Sak jebate = seputus tali sendalnya Mari kita bikin istilah baru seenak pusarnya sendiri.. hahaha..
No Name
Poin saya di tulisan Abah hari ini adalah: Orang tua memang lebih banyak salahnya, meski juga lebih banyak uangnya. Saya yakin semua pembaca Disway tidak akan percaya 100%, kecuali…. Abah bagi2 THR????????. Mhon maaf Abah hanya bercanda, tp kl Abah berkenan serius menanggapi. Apa boleh buat…????????????????
Cucu Nuryani
Sangat terencana aksinya Raymond Spencer. Mungkin sudah disiapkan sejak masih SMP; nabung untuk sewa/beli apartemen, beli senjata secara resmi di usia yang sudah dianggap dewasa, 23 tahun. Sulit orang tua mendeteksi kepribadian anak karena manis sekali ketika bersama keluarga, kebanggaan semuanya karena kuliah di universitas terkenal atau sudah bekerja di perusahaan besar. Tapi ternyata menyimpan kepribadian efek game yang bisa reload nyawa…
No Name
Dugaan saya: ini ada keturunan Filipina.
Pryadi Satriana
Tiongkok tidak bertuhan. Jawa pun tidak bertuhan. Yang ada: Gusti. Usia, pendidikan, pengalaman, dan uang seorang Dahlan Iskan belum berhasil mengubah wawasan ketuhanan Dahlan Iskan. Semoga segera sadar dan mengubah wawasan dan pola pikirnya. Aamiin.
Er Gham
Tidak ada yang tewas, hanya cedera. Walau menggunakan teropong dan diletakan di atas teopod, senapan AR 15 (saya lihat di foto ada 3 buah) bukanlah senapan khusus untuk sniper. AR 15 dirancang sebagai senapan serbu, seperti senapan SS 1 di Indonesia. Sehingga wajar korban hanya cedera, kecuali jika ditembakkan orang yang terlatih. Atau mungkin Raymond asal menembak saja. Ybs juga memilih pemicu full automatic namun sekali tarik picu, lalu dia lepas picunya. Sehingga terdengar rentetan pendek berulang ulang. Jika menembak sasaran dengan pilihan full automatic pada senapan serbu, maka peluru akan berhamburan sekali tekan picu dan membuat laras senjata bergeser. Jika ybs memilih mode semi automatic (peluru keluar satu per satu sekali tarik picu) arah peluru akan presisi. Kesimpulan saya, ybs bukan penembak terlatih, hanya senang koleksi senapan serbu AR 15. Gila memang di Amerika, senapan serbu bisa juga dijual bebas. Jika memang maksudnya untuk bela diri bagi warganya, penerintah Amerika seharusnya membatasi jenis senjata yang bisa diperjualbelikan.
bitrik sulaiman
Sumber: