Menyerbu Warung

Menyerbu Warung

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

"Saya mie instan," kata sebagian cucu.

"Saya rujak," kata saya.

Kena serbu 12 orang –lapar semua– penjual makanan di warung itu bengong. Tidak tahu mana yang harus
dituruti lebih dulu.

Bukan.

Dia tidak bengong. Dia merasa tidak mampu melayani serbuan massa yang lapar itu. Dia sendirian. Sudah
tua sekali. Gemuk. Giginya ompong. Pakaiannyi lusuh.

Melihat kegamangan itu balik kami yang bengong –bengongnya orang lapar.

"Bu," kata Ivo pada ibu tua itu. "Ibu duduk saja. Kami bisa melayani diri sendiri," tambahnyi.

Ivo dan Isna langsung ke dapur yang sempit. Mereka mencari di mana nasi. Di mana lodeh. Di mana
rawon. Di mana piring dan sendok.

Cucu-cucu langsung membuka bungkus mie: bikin sendiri. Mereka hanya minta direbuskan air. Kompor
pun dinyalakan. Sang ibu-tua hanya bisa melongo. Warungnyi telah dikudeta.

Saya sendiri menuju cobek itu: mengambil kacang goreng dari toples plastik. Cabe. Garam. Petis. Dan sedikit gula merah. Saya juga ambil pisau. Saya iris-iris pisang kluthuk muda yang jadi kelengkapan bumbu rujak.

Semua itu saya jadikan satu onggokan di cobek batu. Saya uleg mereka dengan uleg-uleg batu. Sampai lumat. Saya beri air sedikit. Saya tambahkan irisan tahu. Dan lontong. Dan sayur satu-satunya yang ada di situ: kacang panjang rebus.

Kami pun makan siang dengan serunya. Sang Ibu-tua tidak perlu merinci apa saja yang kami makan. Tidak akan bisa. Hitungan porsinya rusak semua.

Yang penting kami senang bisa makan. Dan Sang Ibu-tua juga senang dagangannya laris. Kami juga
membeli sendok dan piringnyi.

Ivo Ananda masak mie instan di dapur warung orang disway.id

Hanya saja saya tidak bisa membeli warung itu sekalian. Itu bukan hak miliknyi. "Kami numpang di sini," katanyi.

"Sudah berapa tahun?“

Sumber: