Wilayah Pusat

Wilayah Pusat

Mungkin kita harus bertanya kepada Iwan Fals. (Dahlan Iskan)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Malu Apa

Parikesit Riau
Pepatah : "Terjepit hendak di atas, terkurung hendak di luar", itu mirip2 peribahasa Riau : "Ikan indak sadar di air". Orang Jawa juga sering bilang : "Ora gelem nggrayangi jithok, ra gelem ngoco, nyrimpeti laku". Hehe…

DeniK
Golkar jaman now. Ke atas tak berpucuk. Ke bawah tak berakar. Pokok mati di tengah tengah. Kehilangan ruh sebagai partai politik.

Ujang Wawa
Posisi Pa Anwar itu mirip peribahasa, lebih baik mati terjepit daripada hidup tergantung, seri IKN dimulai dengan IKN Tiongkok dan tamat gara-gara diveto sama IKN Negeri Jiran, seri berikutnya apa ya

Dedi Juliadi
Semburit itu di semburkan ke dalam burit, burit itu pantat. Di Malaysia mau jadi PM harus jadi anggota DPR dulu, apakah nantinya di Indonesia mau jadi Presiden harus Jadi Gubernur DKI dulu?

Pakdhe joyo Kertomas
Abah itu selalu pake filosofi sambil menyelam nangkap ikan. Ke malaysia jangan 2 ambil gelar Prof. Setelah beliau membahas ttg migor. Termasuk membahas larangan ekspor migor. Univ di malaysia layak memberi gelar prof HC…. Mirip HC anderson. Ha…. Ha… .yen nulis soale guayeng. Enak diwoco dan gratis….

A Muchtar Zein
Pakatan harapan adalah Koalisi yang dinahkodai Dato Sri Anwar Ibrahim, yang memenangkan pemilu pada tahun 2018 lalu dengan dukungan penuh Tun Mahathir. Koalisi ini gagal memimpin Malaysia karena banyak kontroversi dan perpecahan dalam kalangan Koalisi sendiri, Seperti PKR dengan Amanah dan DAP yang di dominasi orang Cina. Diantara faktor kegagalan mereka: 1. Isu ekonomi yang tidak kunjung membaik. 2. Gagal dan belum bisa membuktikan mega korupsi Dato Seri Najib dan 1MDB 3. Isu ratifikasi ICERD dan Statut Rom 4. Isu pengenalan tulisan Jawi 5. Kematian seorang pemadam kebakaran dalam konflik etnis. Semua faktor ini menyebabkan legitimasi pakatan harapan kehilangan pamornya dan tidak disukai oleh mayoritas rakyat Malaysia.

thamrindahlan
Mistery no name no picture versi disway again and again never ending. Good Job Mr Admin

No Name
Si Ipin upin Malaysia canda ceria / Indonesia gembira ucrit usro unyil / Butuh pemimpin berjiwa ksatria / Amanah setia membela orang kecil / Salamsalaman

Wawan Wibowo
Bosku malu apa?, Malulah saat tidak berkuasa. Berkuasa itu enak lho. Kalau bisa dari ketua umum sampai bendahara diisi keluarga semua, lha lingkar luar dapat apa?, tenaaang, dapat jabatan sbgai anggota partai.

bagus aryo sutikno
Bli Leong ingatnya cuma terjepit di pangkal kaki. Terkurung di belahan dada. Hahahahaha…

Sri Wasono Widodo
Perbedaan utama Golkar dengan UMNO adalah, UMNO kuningnya tetap bulat sedangkan Golkar sudah terpecah menjadi banyak partai. Ada Nasdem, Gerindra dan Hanura. Di Indonesia juga ada kecenderungan ketika sesorang gagal menjadi ketua umum cenderung mendirikan partai baru. Sedangkan di Malaysia yang berganti adalah koalisinya. Lebih menarik mencermati perkembangan penemuan Aryanto Misel, warga Cirebon yang berhasil menemukan bahan bakar dari air yang jika berkembang terus akan mengguncangkan mafia sawit dan kerajaan Elon Musk.

Purnomo Inzaghi
Lho cerita IKN terhenti di seri ke lima, berarti point ketiga dan keempat kesimpulan saya sementara saya simpan dulu..hehe. Dari IKN ke perpolitikan negeri jiran ibarat ganti dari pelajaran fisika ke pelajaran geografi, harus isi otak dulu untuk komen. Prime minister in waiting list, memang pas banget buat Pak Anwar Ibrahim…bayangkan saja begitu sabar beliau menunggu dari tahun 90 an sampai sekarang, tak juga terealisasi. Pak cik Anwar pernah tampil di televisi Indonesia dan bercerita betapa ia dekat dgn Indonesia, konon pernah tinggal beberapa waktu di Indonesia, tutur kata beliau tenang khas politisi senior. Ternyata intrik politik di Malaysia tak jauh beda dengan Indonesia, entah lah apa di sana juga ada cebong dan kampret.

Mirza Mirwan
Itulah, Bung Jokosp Sp. Nobody's perfect. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak SBY dan Pak Jokowi, semuanya hanya manusia biasa. Di samping kelebihannya, masing-masing punya kekurangan juga. Ketika Pak Harto berada di puncak kejayaannya, saya ogah diajak ikut apel kebulatan tekad. Tetapi ketika beliau jatuh, dan orang-orang menistakannya, saya justru membelanya. Yang membuat Pak Harto bisa berkuasa hingga 32 tahun bukan Pak Harto sendiri, melainkan para pendukung 'die hard'-nya. Mereka inilah yg layak untuk mendapatkan sumpah serapah.

Sumber: