Muflis Segera
Ketika mengemukakan semua itu, Najib sangat percaya diri. Tidak ada rasa sedikit pun malu. Bahwa ia sudah divonis 12 tahun penjara di pengadilan pertama. Keputusan itu dikuatkan oleh pengadilan tinggi.
Memang ia masih kasasi ke Mahkamah Agung. Sementara ini ia belum bisa dikatakan bersalah. Sambil menunggu putusan final itu ia menjalani tahanan luar. Dengan jaminan uang.
Anwar Ibrahim, mudah sekali menjatuhkan Najib di situ. Petronas adalah perusahaan negara. Bagaimana bisa Najib mengatakan tidak pakai satu sen pun uang negara. Dan lagi perusahaan seperti itu nanti akan banyak. "Perusahaan kecil banyak yang juga bangkrut. Lebih 1.500 UMKM yang sulit. Mengapa mereka tidak diselamatkan dengan uang negara," ujar Anwar.
Najib masih punya konsep lain. Tidak perlu Petronas yang mengambil alih. Cukup dunia perbankan yang memberi kredit. Dengan jaminan negara.
Sama saja.
Anwar mengatakan ia tidak anti penyelamatan. Tapi harus dilakukan dulu audit forensik. Lalu siapa yang bersalah harus bertanggung jawab.
Debat ini, Anda sudah tahu: 1,5 jam. Di aula gedung pariwisata. Pendukung masing-masing mendapat jatah kursi yang sama. Di kiri dan kanan. Bagian depan. Bagian belakangnya diisi akademisi dan media.
Astro TV menyiarkannya secara live. Media pendukung Anwar dan Najib menyiarkan secara live juga.
Lewat Facebook mereka.
Yang hadir dilarang bertepuk tangan, bersorak atau pun menjerit. Yang dimaksud dengan ''menjerit'' adalah berteriak.
Jalannya debat seperti biasa di Indonesia atau di Amerika. Babak pertama tentang Sapura. Babak kedua soal masa depan negara.
Najib sempat menghunjamkan serangan ke Anwar. Yakni mengenai audit forensik itu.
Najib mempersoalkan kerugian negara di masa lalu. Yang amat besar. Antara tahun 1987 sampai 1992.
Sebesar USD 30 miliar. "Kalau dikurskan sekarang bernilai RM 150 miliar," ujar Najib.
Ia pun menohok Anwar: mengapa soal itu tidak pernah dilakukan audit forensik? Dan tidak satu pun ada yang jadi tersangka?
Sumber: