Muflis Segera
Anwar enteng saja menjawab. "Pemerintahan sekarang kan pemerintahan UMNO. Buka saja semua," ujar Anwar. Ia tidak sedikit pun keberatan. Yang ia tidak bisa menerima adalah kalau kekuasaan dipakai untuk menjatuhkan lawan politik.
Anwar kelihatannya memang jauh panggang dari api. Skandal itu memang dramatis. Bank Negara Malaysia (BNM) mengalami kerugian sepertiga dari cadangan devisa negara. BNM adalah bank sentral. Ibarat Bank Indonesia di negara kita.
Anwar juga sempat menohok Najib. Ekonomi Malaysia begitu buruk selama pemerintahan Najib. Kalah dengan Indonesia dan Vietnam. "Apanya lagi yang Malaysia menang. Tidak ada lagi," ujar Anwar.
Pada tahun-tahun itu, George Soros lagi sangat aktif memainkan valuta asing. Di seluruh dunia. Ahli keuangan yang juga spekulan hebat itu ingin ''menghajar'' keuangan negara tertentu.
Soros pun memainkan pasar uang dunia. Gubernur BNM terbawa permainan Soros. BNM ikut melayani permainan itu. Alasannya: demi stabilitas mata uang Ringgit.
Dalam tiga-empat tahun, kerugian valuta yang dialami BNM begitu besar. Tidak ada yang tahu. Sengaja ditutupi. Demi stabilitas mata uang negara. Itu dijamin oleh UU Keamanan Nasional Malaysia.
Anwar sendiri pernah mengaku: ia baru tahu di tahun 1993. Ketika ia berada di Eropa. Di sana ia mendengar kejadian itu.
Tak lama kemudian barulah heboh di dalam negeri. Yakni ketika Ketua Umum Partai Aksi Demokrasi (DAP), mendiang Lim Kit Siang, mengungkapkannya ke publik. Lewat buku yang ia terbitkan. Waktu itu Lim jadi ''musuh'' penguasa. Partainya tidak bisa ikut pemilu. Partai Tionghoa yang besar adalah yang pro UMNO: MCA. Kini partai DAP justru menjadi rumah hampir semua orang Tionghoa di Malaysia. DAP mendapat 40 kursi di DPR. Sedang MCA tidak satu pun dapat kursi.
DAP sendiri kini berkoalisi dengan Partai Keadilan Rakyat pimpinan Anwar Ibrahim.
Waktu skandal itu terjadi Anwar sudah menjabat Wakil Perdana Menteri. Wakilnya Mahathir Mohamad.
Tapi belum merangkap menteri keuangan. Menkeunya masih dijabat oleh Tun Daim Zainuddin.
Maka tohokan Najib di debat itu terasa seperti meninju angin.
Tapi tetap saja Najib lega: bisa mengemukakan itu. Maksudnya: mengapa kali ini kerugian negara didakwakan padanya.
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pernah memberi penjelasan soal ini. "Kasus itu, dengan kasus Najib, berbeda jauh," ujarnya suatu ketika. "Kerugian negara waktu itu benar-benar kerugian.
Sedang kerugian negara di zaman Najib uangnya masuk ke rekening pribadi Najib," katanya.
Sumber: