Mahfud vs Didu Soal “Au ah elap”
TNI, kemudian konsentrasi pada pengamanan negara dari kemungkinan musuh asing. Bisa diperbantukan untuk mengamankan negara, dari ancaman dalam negeri. Membantu Polri. Sedangkan, Polri konsentrasi memelihara Kamtibmas sehari-hari.
Tapi, mengapa kini ada tren balik seperti dulu? Apakah para pemangku negara menilai, bahwa kondisi politik Indonesia sekarang membutuhkan pemimpin dari TNI/Polri aktif?
Mengapa? Apa indikasinya?
Balik ke debat Prof Mahfud versus Said Didu, yang beberapa kali terjadi belakangan ini (terakhir soal LGBT) mungkin saja terkait ini. Mungkin pula, tidak.
Sehingga, meski jawaban asal-asalan Said, ia anggap perlu dilontarkan. Buktinya, Mahfud juga merasa perlu membalas komen yang asal-asalan tersebut.
Apakah di situ pusaran konfliknya? Atau ada latar belakang di balik itu? Ataukah, sekarang sudah dekat Pemilu? Sehingga perlu membentuk kubu?
Masyarakat sedang menyimak di medsos. Yang begitu transparan. Jangan lupa, rakyat pilih negeri ini aman. (*)
Sumber: