Munaslub Kendaraan

Munaslub Kendaraan

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Dengan itu Golkar memang akan sangat diuntungkan. Punya ketua umum seorang presiden yang sedang berkuasa. Ditambah presiden yang akan berkuasa berikutnya. Dan seperti itu adalah wajah Golkar yang asli.

Banyak yang akan mau menjadi operator untuk operasi "demi kelangsungan pembangunan negara" seperti itu. Pun dari dalam Golkar sendiri. Tidak perlu sekelas Jenderal Luhut Pandjaitan –yang adalah tokoh Golkar jalur I. Informal. Bukan intervensi.

Ketum Golkar yang sekarang pun akan rela semua itu terjadi. Asal ia tetap jadi menko Perekonomian di periode akan datang. Toh ia mampu. Idenya untuk tidak melarang ekspor CPO sebenarnya kan sangat baik –seandainya diterima.

Tapi semua itu tidak baik. Setidaknya bagi sebagian orang. Ada yang berpendapat: lebih baik kalau perjuangan tiga periode digencarkan. Seperti yang baru saja dilakukan pendukung Jokowi jalur Plat K. Senin bulan lalu. Lalu masih disusul di NTT pekan lalu.

Mereka memulai lagi deklarasi ''menunggu Jokowi di tahun 2024''. Jalur Plat-K itu mewakili pendukung se-eks karesidenan Pati –yang plat nomor mobil dan motor mereka K: Pati, Kudus, Jepara, Rembang, dan Blora. Mereka, kata deklarasi itu, tetap menunggu Jokowi.

Tentu mereka juga akan tetap mendukung Jokowi kalau pun harus menjadi ketua umum Golkar. Betapa banyak kursi Golkar akan melambung di DPR hasil Pemilu depan.

Adakah semua itu serius? Atau hanya untuk ''menggertak PDI-Perjuangan'' agar mau menerima Ganjar?

Ibu Megawati Soekarnoputri bukanlah tipe tokoh yang mudah digertak. Pun oleh Jenderal sekelas Soeharto. Itu sudah terbukti. Tapi Bu Mega juga sudah terbukti mau mundur dari pencalonan demi Jokowi –dan terutama demi PDI-Perjuangan sendiri. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Jembatan Merah.

Eko Darwiyanto
Yang adil itu akhirnya dicat pelangi. Proporsional terhadap perolehan suara setiap partai di DPRD.

Ibnu Shonnan
Tulisan pagi ini nyambung dengan tulisan pembuka kemarin : sekali-kali kita perlu memahami jalan pikiran orang lain. Maka, kita tidak akan kecewa dengan tulisan pagi ini. Karena kita juga harus memahami jalan pikiran Juragan DisWay. Salam Pancasila Abah…

Sutikno tata
Ntah mengapa ada komentar pilihan yang sadis tentang IT disway. Sistem itu dibangun bukan diciptakan. Kalau diciptakan langsung sempurna, "Jadilah maka jadi". Kalau dibangun itu memang bertahap. Apalagi sudah live memilah prioritas antara issue dan request tambahan dari kamu - kamu. Berikan masukan dan saran yang baik. Bersabarlah barang sedikit tulisan Abah akan tetap terbit. Barang sejam dua jam, atau besoknya atau kapan - kapan. Kecuali kamu sudah masuk TO malaikat dan bakal nyesel dikubur belum baca disway hari ini. Siapa tau!

Gito Gati
Meskipun di Bojonegoro bupati dan wakilnya tdk akur tapi syukurlah jembatannya masih akur. Yaitu warna hijau merah.

Sri Wasono Widodo
Pakaian adat Dayak ataupun Melayu didominasi warna kuning keemasan. Ikon Kaltim Lembuswana berwarna kuning juga. Kuning diadopsi dari warna matahari dan emas, sejak jaman dulu kala, sebelum ada partai politik. Kuning melambangkan kejayaan, keagungan, kemegahan dan kesucian. Mengapa kau korbankan uang, waktu, tenaga dan idealisme demi syahwat politikmu.

Arif Kurniawan
Karena bupati di daerah saya dari PKB dan wakilnya dari PDIP semua jembatan di daerah saya juga Warna hijau dan Merah… Hijau nya diatas yg bawah merah…hayo siapa tau kabupaten mana aku tinggal wk wk wk

Sumber: