Babi Bebek
edi hartono
Kelebihan Megawati adalah dia perempuan, ibu2, senior. Kelebihan kedua adalah namanya berakhiran soekarno putri, yg artinya putri nya Bung Karno, proklamator Indonesia. Sebagai anak Bung Karno, legitimasi untuk meramaikan kontestasi politik langsung dimiliki. Yg kedua, sebagai ibu2, inilah kelebihan yg sangat unik di dunia politik kita. Budaya Jawa mengajarkan betapa pentingnya adab untuk hormat ke orang tua terutama ibu. Pun begitu juga agama kita mengajarkan pentingnya hal ini. Saya yakin jokowi dan ganjar memiliki adab ini. Berkali2 keduanya bilang hubungan dg mega seperti anak dengan ibunya. Dijewer ibu ya biasa, atau anak kadang2 nakal ya biasa. Dari sini bisa dipahami unik nya konstelasi hubungan mereka. Namun, bagi yg melepaskan urusan adab ini, dan hanya membahas semata urusan politik maka pembicaraan jadi diarahkan kemana2. Terserah yg menginterpretasikan kejadian tersebut. Namun, saya yakin, faktor adab dan budaya unggah-ungguh ke ibu ini yg membuat jokowi hormat dan nrimo dg posisinya di hadapan Megawati. Bahkan jikalau pun saya dipanggil menghadap Megawati, saya rela duduk di kursi yg dipakai duduk jokowi seperti di foto tersebut. Namun, masalahnya, saya ini siapa kok berandai2 di panggil Megawati. Kenal aja tidak, pernah ketemu aja juga tdk, wkwkwk.
Sugin Widodo
Lebih afdol menurut sya dgn meja bundar,,dgn jamuan makan,,,biar terlihat akrab dan humble…sya kok jg kasihan pk jokowi
Gianto Kwee
Mbak Mega memang cantik, saya melihat dari dekat saat Bung Karno wafat di rumah ibu Wardojo, jalan Sultan Agung, Blitar. Usia mbak Mega saat itu 23 tahun, saat inipun tetap Cantik di usianya yang 75 tahun dan akan tetap Cantik di usia berapapun karena dia seorang Wanita, Salam
Macca Madinah
Yang jelas, saya takjub mendengar kabar Pak Jokowi mau ke Ukraina! Saya kira becanda. Sebagai bandingan, banyak yang urung jalan-jalan ke Erops karena masih 'dekat' wilayah panas. Kalau memang kejadian, sah di hati dan pikiran saya, Pak Jokowi memang pemberani. Semoga aman dan misi tercapai.
Atra kosmetik
Wajar. Bu Mega lebih tua dan Pak Jokowi sudah menganggap Bu Mega seperti Ibu sendiri. Hanya netizen yg suka baper. Padahal Pak Jokowi biasa2 aja. Beda kasus kalau Puan yg duduk di kursi Bu Mega. Kepak sayap Lalapan Lamongan. Hihihi
Pryadi Satriana
Saya ulang komen saya: itu foto biasa. Foto seorang "tamu/undangan" menemui "tuan rumah/yg mengundang" di Lenteng Agung. Urusan tempat duduk ya terserah yg mengundang. Foto itu menguntungkan Jokowi. Beliau muncul sebagai orang yg bisa "menyesuaikan diri dg sikon." Itu sangat penting dalam perpolitikan. Realistis. Saya bersimpati. Simpati beneran. Simpati seorang pendukung Jokowi. Bukan simpati seorang pendukung Anies seperti Dahlan Iskan. Simpati yg keluar dari tulisan tangan, bukan dari hati. Tangan wartawan bisa nulis apa saja. Cuma ada dua kategori wartawan: menyuarakan kebenaran dan menyuarakan kepentingannya atau kelompoknya. Yg kedua saya sebut "wartawan sialan", yg pakai "bahasa" Sujiwo Tejo disebut "wartawan jancuk-an". Dahlan di antara keduanya, kadang "nggenah", kadang "miring". Itu sebabnya saya sebut Dahlan Iskan "jurnalis setengah-setengah." Anda sudah tahu. Salam. Salaam. Shalom. Rahayu.
D Darko
Kalau melihat foto Pak JKW diatas itu berarti, seperti pepatah nenek moyang kita dahulu yaitu bahwa diatas langit masih ada langit .
Purnomo Inzaghi
Sumber: