Tunggu BBWS, Plengsengan Ambrol Jembatan Kedung Masih Mangkrak

Tunggu BBWS, Plengsengan Ambrol Jembatan Kedung Masih Mangkrak

AMEG - Dinding penahan sungai atau plengsengan dekat jembatan Kedungpedaringan Kepanjen yang ambrol hampir setahun terakhir, masih mangkrak sampai hari ini.

"Kita maunya ditangani secepatnya, dan komisi III sebenarnya sudah tiga kali melakukan konsultasi ke BBWS. Masalah ini (plengsengan ambrol) juga sudah jadi atensi Bupati," jelas anggota Komisi III DPRD, M Risqi Irvansyah, Kamis (14/7/2022).

Dorongan penanganan plengsengan ambrol dekat Jembatan Kedung ini diakui Risqi sudah lama. Hanya, menurutnya di awal-awal pihaknya merasakan ada kesan saling lempar tanggung jawab antara OPD terkait dengan BBWS.

Pada Senin, 4 Juli 2022 lalu, upaya penanganan plengsengan jembatan ambrol ini sempat kembali dikonsultasikan kembali ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Konsultasi ini dilakukan anggota komisi III DPRD Kabupaten Malang, terkait upaya penanganan yang akan dilakukan oleh pihak dinas terkait.

"Hasil dari konsultasi sementara, perbaikan ada di BBWS, karena dialiri sungai irigasi. Jadi, seperti apa kepastian penanganannya, kami menunggu," tandasnya.

Anggota Komisi III DPRD, M Risqi Irvansyah. (IST for ameg)

Dari informasi yang didapatkannya saat konsultasi ke BBWS Brantas awal Juli 2022 lalu, anggaran untuk perbaikan plengsengan ini bisa programkan sewaktu-waktu.

Akan tetapi, lanjut Risqi, pihak BBWS juga meminta agar tidak ada bangunan di bibir sungai, yang akan diperbaiki dinding penahannya. Jaraknya, sekitar 10 meter di bibir sungai diminta steril bangunan.

Menurutnya, belum lama ini pihak BBWS sebelumnya juga sudah pernah melakukan survei lokasi plengsengan ambrol.

"Jadi, nanti pemkab Malang harus seperti apa masih menunggu finalisasi kajian, masih dua kali lagi. Yang saya tahu, harus dilakukan pembebasan lahan, juga diupayakan bronjong untuk penahan oleh dinas terkait," demikian politisi Fraksi Gerindra ini.

Plengsengan di sisi selatan dekat jembatan desa Kedungpedaringan ini diketahui tergerus air dan longsor sejak sekitar September 2021 lalu.

Beberapa saat setelah longsor, kondisi plengsengan jembatan Kedungpedaringan ini sempat dilihat langsung Bupati Malang, HM Sanusi, bersama Camat Kepanjen kala itu.

Khawatir kondisi membahayakan keselamatan pengguna jalan, setelah ambrol lokasi diberi garis batas evakuasi. Akses jalan melewati jembatan yang menghubungkan ke kota Kepanjen ini juga hanya dibuka separo, dengan sistem buka tutup kendaraan yang melintas. (*)

Sumber: