Otopsi Yosua Berkejaran Waktu Keburu Mayat Rusak

Otopsi Yosua Berkejaran Waktu Keburu Mayat Rusak

Seandainya ada tembakan dan pelurunya bersarang, pasti akan dilakukan pemeriksaan dalam. Atau pembedahan.

Pemeriksaan dalam. Jenazah diberi bantalan head block (terbuat dari karet). Tapi, penempatannya bukan di kepala seperti orang hidup sedang tidur. Tidak. Melainkan di bawah bahu.

Sehingga bagian dada menonjol, jika mayat masih baru meninggal, atau belum kaku. Gunanya untuk memudahkan pembedahan di dada.

Untuk jenazah yang sudah kaku, tidak diperlukan head block. Melainkan, bisa langsung bedah.

Proses bedah tak perlu diurai. Karena tidak etis. Terutama bagi keluarga korban. Intinya, semua organ dalam diperiksa. Dianalisis. Setelah selesai, dikembalikan ke tempat semula.

Kemudian luka dijahit. Sampai bodi tampak utuh kembali. Kemudian dimakamkan lagi.

Di kasus Yosua, tim Polri bentukan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, juga peneliti dari eksternal yakni Kompolnas dan Komnas HAM, selama sepekan ini sudah bekerja. Mencari kebenaran fakta.

Masing-masing tim sudah mengumpulkan fakta dari perspektif berbeda. Dari bentuk penelitian berbeda. Yang semuanya mengerucut pada satu titik: Bagaimana proses kematian Yosua yang sebenarnya?

Seluruh anggota tim, baik internal maupun eksternal Polri bekerja serius dan jujur. Hasil kerja mereka akan disatukan untuk kemudian dirumuskan.

Terutama, bakal disatukan pula dengan hasil otopsi ulang. Semuanya harus matching dalam kesatuan simpulan. Sinkron, terbentuk kausalitas antar semua hasil penyidikan. Bakal menghasilkan kronologi kematian yang sesungguhnya. (*)

Sumber: