Puting Jantan

Puting Jantan

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Mirza Mirwan

Yang sampai sekarang membuat saya tak kunjung paham adalah jumlah ajudan perwira tinggi Polri. Irjen Ferdi Sambo, misalnya, semasih aktif sebagai Kadiv Propam terlihat berfoto bersama 8 ajudan. Konon malah jumlah seluruhnya 13 orang. Itu baru jenderal bintang dua. Kalau, misalnya, yang bintang tiga mungkin lebih banyak lagi. Apalagi yang bintang empat, Kapolri. Lah, kalau demikian halnya, berapa ratus polisi -- di Mabes Polri saja -- yang tugasnya hanya menjadi ajudan? Yang tidak masuk nalar saya juga ini: lebih tinggi mana sih hirarki antara ajudan yang mengawal jenderal dan ajudan yang ditugaskan menjadi isteri jenderal? Menurut logika awam saya, tentu saja lebih tinggi ajudan yang mengawal jenderal. Lah, mengapa dalam kasus Irjen Ferdi Sambo kok seorang bharada (tamtama dengan tanda pangkat satu balok merah) menjadi pengawal sang jenderal, sementara seorang brigadir (bintara dengan tanda pangkat tiga mata panah berwarna perak) hanya menjadi sopir isteri jenderal? Bukankah itu terbalik? Ataukah para ajudan itu mau ditugaskan sebagai apa, suka-suka sang jendera? Menurut logika awam saya, harusnya ada aturan baku dan tertulis. Sayangnya, seorang AKP (kawan SMA si Sulung) yang saya tanya bilang tidak tahu. "Saya juga tidak paham, Pak," jawabnya.

Teguh Wibowo

Dugaan saya bapak lagi pengen masak sop buntut atau tengkleng, soalnya bapak bilang "kalau tidak bisa membersihkan ekornya maka saya akan bersihkan kepalanya". Lha trus paha, perut dan jerohannyamau diapakan pak?

Liam Then

Di kaki lima pasar, lampu ublik bercahaya redup menerangi meja kayu kecil. Beberapa orang mengelilingi meja. Seorang terlihat duduk sibuk, orat -oret buku kecil. semua lembar di oret habis, lalu diberikan kepada seorang bapak. Sang bapak memicing mata, memeriksa semua oretan di atas kertas. Puas. Kemudian tersenyum sumringah. Sang teman memandang curiga. "Apa kau buat, satu buku habis kau tulis, 1058. Dapat dari mana kau?! " "Rahasia" Sang bapak tersenyum misterius. Begitulah kira-kiranya rekaan kejadian yang mungkin banget terjadi. Kalau Disway ada dijaman SDSB dulu, dan terbit dengan judul seperti di atas.

*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id

Sumber: