Atasi Kemiskinan Ekstrem, Perlu Lebih Memberdayakan Penerima Manfaat Bansos

A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
AMEG - Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengungkapkan, perlu upaya perubahan mendasar untuk bisa mengatasi kemiskinan ekstrem, Minggu (7/8/2022).
"Iya, (penanganannya) memang perlu perubahan mendasar, agar kemiskinan ekstrem benar-benar bisa teratasi. Saat ini, alhamdulillah tidak sampai sekitar 10 persen (kemiskinan) yang belum berhasil dientaskan," kata Tri Rismaharini di Pendopo Agung Kantor Bupati Malang.
Dikatakan, perubahan mendasar ini untuk mengupayakan warga miskin tidak seterusnya tetap miskin. Sebaliknya, dengan memberi kesempatan mereka bisa diberdayakan mencari penghidupannya.
"(Bantuan bagi warga miskin) mestinya tidak berhenti hanya untuk dimakan. Namun, mereka bisa juga melanjutkan kelangsungan kehidupannya," jelas Mensos.
Upaya penanganan yang dimaksudkannya ini, misalnya berkaitan langsung dengan sumber penghidupan atau keberlanjutan ekonomi keluarga miskin yang penerima manfaat bantuan.
Risma lalu mencontohkan, bagaimana warga miskin yang merupakan petani bisa terus menjalankan aktivitasnya bekerja dan mendapatkan penghasilan lebih baik.
Menurutnya, masyarakat petani bisa saja tetap terjebak kemiskinan karena ketidakmampuan memproduksi, atau mengalami gagal panen serta sangat rendah penghasilan dari harga jual panennya.
Dengan intervensi perlakuan ini, lanjut Risma, warga miskin tidak mudah melakukan penjualan hasil panennya dengan ijon (dijual sebelum masa panen).
"Yang perlu kita cermati, semisal juga dengan mem-back up petani miskin dengan koperasi. Supaya mereka bisa bertahan, tidak mudah menjual hasil pertaniannya dengan ijon dan sebagainya. Inilah yang harus kita lakukan," tandas bekas Walikota Surabaya ini.
Dikatakan Mensos Risma, pihaknya juga mencoba melakukan upaya reformasi berbasis pertanian bersamaan dengan program bansos yang diberikan.
"Jadi misalnya, ada lahan pertanian, bisa disisihkan untuk membantu pengentasan kemiskinan. Nah, nanti kami yang menyediakan bibitnya," jelasnya.
Kedatangan Mensos Tri Rismaharini ini dalam rangka evaluasi progress pemberdayaan sosial terhadap 2.500 penerima manfaat PKH (Program Keluarga Harapan) Kemensos Tahun 2022 se Malang Raya.
Dalam rapat evaluasi pemberdayaan sosial ini, turut mendampingi Sekdakab Malang, Wahyu Hidayat. (*)
Sumber: