Parah, Hak Politik Koruptor Tak Dicabut
![Parah, Hak Politik Koruptor Tak Dicabut](https://ameg.disway.id/uploads/ni-putu.jpg)
A PHP Error was encountered
Severity: Warning
Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag
Filename: frontend/detail-artikel.php
Line Number: 116
Backtrace:
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort
File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view
File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once
Bahwa koruptor makan uang negara, orang tahu. Tapi banyak masyarakat bilang: "Mencuri uang negara biar aja, asal tidak mencuri uang saya."
Contoh lain, uang negara mestinya untuk kemakmuran rakyat, antara lain, membangun jalan bagus. Tidak rusak. Kalau jalan rusak, mengakibatkan pemotor kecelakaan, tewas. Setelah pemotor tewas, masyarakat bilang: "Bukan karena jalan berlubang, tapi karena sudah saatnya mati."
Kondisi begini, nyaris tak ada perlawanan publik terhadap koruptor. Maka pejabat tinggi negara harus memberi contoh anti-korupsi. Salah satu cara, tindak keras koruptor. Seperti di China, koruptor jumlah besar atau kecil, dihukum mati.
Dikutip dari The Atlantic, 15 September 2011, berjudul "A Former Premier of China Speaks", dijabarkan, di China semua koruptor terbukti, dihukum mati.
Zhu Rongji (Perdana Menteri China ke-5, 1998 dan 2003) ketika menjabat mengatakan: "Siapkan 100 peti mati buat koruptor. Yang 99 buat anak buah saya yang korupsi, satu buat saya jika saya korupsi."
Itu mirip slogan di Indonesia: "Katakan tidak, pada hal korupsi."
Tapi, di China koruptor memang dihukum mati. Zhu Rongji dikenal bergaya intimidasi, tanpa basa-basi. Ia dipuji sekaligus dimusuhi. Kalimatnya yang lain, begini:
"Anda (kader partai) tidak rajin atau mandiri. Anda pergi minum dan makan di jamuan makan, kemudian menyetujui proyek secara sewenang-wenang. Anda mengutamakan kroniisme, menumbuhkan guanxi (jaringan) di mana-mana, tidak peduli dengan uang dan aset negara. Ketika Anda duduk di sini melapor kepada ketua, bagaimana Anda bisa berharap orang-orang di bawah Anda tidak jijik?" (dikatakan di konferensi kerja keuangan Partai Komunis China, 1993)
Contoh konkrit koruptor China dihukum mati, terhadap Lai Xiaomin. Ketua perusahaan negara, China Huarong Asset Management Co,
Dikutip dari The Guardian, 5 Januari 2021, bertajuk "China Sentences Top Banker to Death for Corruption and Bigamy", Lai Xiaomin bankir top di sana, pengelola perusahaan negara tersebut di atas.
Lai Xiaomin dituduh meminta suap 1,79 miliar Yuan (USD 276,7 juta) selama 10 tahun, periode ketika ia juga bertindak sebagai regulator. Lalu ia diadili di Pengadilan Tianjin.
Putusan pengadilan, menyatakan, ia terbukti korupsi tersebut. Juga menggelapkan dana publik 25 juta Yuan. Atas putusan pengadilan, ia menerima.
Tidak menunggu lama. Dilansir dari Kantor Berita AFP, 29 Januari 2021, yang mengutip televisi milik negara China, CCTV, Lai Xiaomin dieksekusi mati di luar Kota Tianjin.
Dengan cara, terpidana berlutut, kedua tangan terikat di belakang. Algojo menembak kepala terpidana bagian belakang, dari jarak semeter.
Satu dekade lalu, eksekusi mati koruptor dipamerkan di depan publik. Kini, tidak begitu lagi. Dirahasiakan. Kini China merahasiakan jumlah koruptor terpidana mati. Mungkin, khawatir dikecam warga dunia. Bagi China, yang penting negaranya makmur, rakyat sejahtera.
Sumber: