Partai Amplop

Partai Amplop

A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: array_multisort(): Argument #1 is expected to be an array or a sort flag

Filename: frontend/detail-artikel.php

Line Number: 116

Backtrace:

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/views/frontend/detail-artikel.php
Line: 116
Function: array_multisort

File: /var/www/html/ameg.disway.id/application/controllers/Frontend.php
Line: 561
Function: view

File: /var/www/html/ameg.disway.id/index.php
Line: 317
Function: require_once

Tentunya tanaman porang tidak pernah meminta untuk dimanjakan,jadi pokok masalahnya adalah pada penanam porangnya yang suka memanjakan, mungkin penanam porangnya berharap besok ada balas budi dari tanaman porang saat masa pemilu,eh salah,masa panen maksutnya

am dki9

Dimanjakan harapannya agar produksi meningkat, panen lebih banyak lebuh baik, untung lebih tinggi. Padahal hukum ekonomi berlaku. Fitrah manusia ingin mendapat lebih atau dinilai lebih baik sehingga memanjakan apapun dan siapapun.

Damar Marzuki

Akhirnya kota Juwono pati masuk juga ke "peta"nya disway, makasih bah, udah 3 tahun baca disway hari ini jadi tambah"love"..

Arala Ziko

betul pak, apa dan siapapun jangan terlalu dimanja. Termasuk BUMN jangan dimanja.

Er Gham

Porang jangan dimanja. Rakyat kecil juga jangan dimanja. Jangan diberikan subsidi lagi. Harus ikut urunan bayar cicilan utang 800 triliun. Harus ikut suntik BUMN yang mau kolaps. Tambal kereta cepat. Jangan dimanja seperti porang.

Ibnu Shonnan

Pesan Prof. Dr. Edi, "Untuk mengurangi resiko rugi bertani Porang seperti saat ini, maka jangan manjakan Porang dalam perawatan atau dalam pemupukan". Filosofi ini ternyata tidak berlaku untuk umat manusia saja. Porang pun menjadikan petaninya remuk ditengah perjalanannya…hehe

Jimmy Marta

Sependek yg kutahu, umbi dipanen, jadikan cip, kering digiling jadi tepung. Gk tahu lagi setelah jadi tepung bgmn bisa jadi beras. Entahlah bgmn juga mahal prosesnya dari umbi 3000/kg menjadi beras 185.000/kg. Seringnya kita lihat, harga2 yg mahal dipasar itu bukan petani yg menikmati. Bukan mereka yg memainkan. Padahal merekalah hulunya. Jangan sampai petaninya hanya begitu2 saja. Pengusahanya yg justru sejahtera.

Kang Sabarikhlas

Baru sejenak baca CHD..eh muncul Cak Dadi'nDukun langsung ngomel : "Kang, aku ngopi digiras ada anak ojol bilang di disway Abah nulis jangan jadi Orang Manja, Abah kok nyindir² kita ya?"… "Lho, tulisan Abah itu kritik membongkar..eh anu membangun, dan itu bukan Orang Manja tapi tanaman Porang Manja". Cak Di tetep ngomel : "padahal meski aku, sampean terdaftar MBR tapi th '21 cuma dapat 2x dan th '22 gak dapat blas, kok gak semua MBR dapat?". "sudahlah Cak Di, disyukuri saja dan berdoa semoga Cak Di ndukun pijet laris ada yang bayar 60, 100, 200rb. itu kan cukup buat sehari-hari, coba bandingkan saya yang gak punya penghasilan"… Cak Di ngeyel : "tapi saya kan tetep orang kampung, sampean meski sekarang ngontrak tapi pernah punya rumah diperumahan dan punya mobil² cuma jadi habis karna ulah anak, untung saya gakpunya anak, gak ngalami yang ruwet²". "itulah, semua disyukuri juga berusaha bangkit, saya sudah cari pinjaman modal tapi gak dipercaya sebab gak punya jaminan, jadi ya alon-alon asal kelakon sambil menunggu batu loncatan". "Kang, singkatan MBR apa benar kata anak ojol itu Masyarakat Berbantuan Rencana? aku kok bingung"… "ya Alloh Cak Di, sudah jangan su'udzon, ini saya matikan hp trus mau cari sarapan ya".. gegara Cak Di baca jadi ndak mood. duh..no deal no done!

Sumber: